Computer File
Implementasi respon diplomatik dan respon militer Uni Eropa untuk mengurangi ancaman terhadap keamanan manusia dalam konflik Darfur
Uni Eropa pada tahun 2004 yang lalu telah mengadopsi Doktrin Keamanan Manusia Untuk Eropa untuk melengkapi kebijakan-kebijakan eksternal maupun keamanannya. Dalam mengimplementasikan respon diplomatik maupun respon militernya terhadap permasalahan keamanan manusia di dunia, Uni Eropa mencoba untuk menerapkan prinsip-prinsip keamanan manusia yang terkandung dalam laporan tersebut terkait dengan permasalahan konflik Darfur. Konflik Darfur merupakan tragedi kemanusiaan terbesar abad ini yang masih berlangsung hingga saat ini. Konflik yang terjadi di Sudan bagian Barat ini menyebarkan ancaman terhadap keamanan manusia di berbagai tempat. Ancaman bagi keamanan manusia dalam konflik Darfur ini tidak hanya terjadi di negara Sudan saja, tetapi sudah melintasi batas negara hingga ke Chad. Oleh karena itu konflik ini telah menjadi perhatian dunia internasional untuk memberikan bantuan ke daerah konflik tersebut, termasuk salah satu diantaranya adalah Uni Eropa. Pendekatan Neorealis dan Neoliberalis menjadi alat yang dipakai untuk menjelaskan penelitian ini. Pendekatan Neorealis inilah yang memandang bahwa konsep keamanan tidak dipandang semata-mata hanya dari sisi militer saja, tetapi juga sisi non militer. Inilah yang memunculkan konsepsi tentang keamanan manusia. Sementara itu, pendekatan Neoliberalis dipakai ketika mendefinisikan Uni Eropa sebagai aktor non-negara dalam mengimplementasikan respon diplomatik maupun respon militernya. Uni Eropa mengimplementasikan respon diplomatik dan respon militer untuk mengurangi ancaman terhadap keamanan manusia dalam konflik Darfur melalui Kebijakan Eksternal dan juga Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Bersama (CFSP). Kebijakan ini kemudian dalam respon diplomatiknya tersalurkan melalui lembaga bantuan kemanusiaan Uni Eropa yang berada di bawah Komisi Eropa (ECHO) dan upaya-upaya bilateral maupun multilateral yang dilakukan oleh Uni Eropa untuk meredam konflik di Darfur. Sementara itu, dalam implementasi respon militernya, Uni Eropa mendukung pasukan militer gabungan Uni Afrika maupun dari PBB dan juga mengirimkan tentara ke Chad dan Republik Afrika Tengah untuk membantu dan melindungi korban tragedi kemanusiaan akibat dari adanya konflik Darfur.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp13460 | DIG - FISIP | Skripsi | HI KRI i/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain