Computer File
Regional security in the straits of Malacca: an analysis of power-security interplay in post 9/11 world
Keamanan di Selat Malaka selalu menjadi salah satu fokus utama
keamanan maritime dunia. Pada masa kini, Kondisi keamanan Selat Malaka
dipengaruhi oleh dua peristiwa utama didunia. Pertama, berkembangnya wilayah
Asia Pasifik sebagai pusat perekonomian dunia. Sebagai jalur laut terpendek yang
menghubungkan Timur Tengah bersama Africa dengan Asia Pasifik. Peranan
Selat Malaka dimasa depan akan semakin besar seiring dengan bertumbuhnya
perdagangan dan kebutuhan energi yang menjadi penopang kemajuan Asia
Pasifik. Keadaan ini meningkatkan aktifitas perompakan dan pembajakan kapal
yang sudah marak sebelumnya di Malaka. Kedua, Peningkatan aktifitas terrorism
didunia pasca serangan 11 September 2001 lalu memaksa negara pesisir di Selat
Malaka untuk turut meningkatkan kemampuannya dalam menangani terrorisme
didarat dan dilaut. Terrorisme di laut menjadi permasalahan nyata setelah
peledakan kapan M/V Limburg dan USS Cole yang dilakukan oleh terroris.
Melihat pentingnya peranan Selat Malaka, kelompok terroris berpotensi
melaksanakan aksinya di Malaka untuk menciptakan gangguan luar biasa terhadap
ekonomi dunia dan transportasi energi.
Keadaan diatas mengakibatkan peningkatan interaksi diantara negara
pengguna utama dan negara pesisir di Selat Malaka. Amerika Serikat, Jepang dan
Cina sebagai negara pengguna utama Selat Malaka menekan negara pesisisruntuk
meningkatkan pengamanannya dalam memberantas terroris dan perompak. Lebih
jauh lagi negara pengguna utama juga terlibat aktif untuk mendapatkan hak
istimewa mengamankan Selat Malaka bersama dengan negara pesisir yang dapat
memperkuat posisi strategisnya di Asia Pasifik. Atas dasar ini, negara pesisir yang
memegang kewenangan keamanan di Selat Malaka berupaya untuk menangkal
ambisi negara pengguna untuk ikut serta mengamankan Selat Malaka. Interaksi
diantara aktor-aktor negara ini yang menciptakan pola interaksi di Selat Malaka.
Hal ini pada akhirnya mencerminkan kondisi perubahan dan keberlanjutan polapola
keamanan di Selat Malaka saat ini.
Untuk memahami pola tersebut, konsep Regional Security Complex
Theory akan digunakan sebagai pisau analisis utama. Konsep ini menjembatani
hubungan antara Balance of Power dan Pattern of Amity and Enmity diantara
negara-negara pesisir. Selain itu, terminologi sekuritisasijuga akan dijelaskan
untuk menunjukkan isu-isu non-tradisianal seperti perompakan dan terrorisme
yang menjadi landasan utama negara-negara pengguna untuk bertindak di Malaka.
Pada akhirnya, analisis tersebut akan mengungkapkan ada tidaknya perubahan
dalam pola interaksi di Selat Malaka pasca 11 September.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp13844 | DIG - FISIP | Skripsi | HI MUL r/12 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain