Computer File
Bias gender dalam iklan komersil media televisi SCTV dipandang dengan perspektif feminisme liberal
bias gender pada dasarnya sudah ada semenjak beratus-ratus tahun yang lalu. Kaum perempuan telah mengalami ketidakadilan dan dianggap sebagai warga negara kedua semenjak dulu kala. Pada dasarnya perempuan seharusnya memiliki hak yang sama dengan kaum laki-laki untuk dapat menjalani hidupnya sesuai dengan yang ia inginkan tanpa tekanan atau batasan-batasan tertentu yang dibuat oleh masyarakat. Seiring dengan berjalannya waktu masalah bias gender telah sedikit demi sedikit diatasi. Meskipun begitu pada kenyataannya
konsep-konsep bias gender masih ada dalam masyarakat.
Media elektronik televisi, salah satu media yang sangat digemari saat ini merupakan salah satu sarana di mana konsep bias gender masih disebarkan, dapat dilihat bahwa iklan-iklan televisi masih cenderung mengandung nilai-nilai bias gender. Dalam iklan-iklan televisi kaum perempuan seringkali ditempatkan dalam posisi dan peranan tradisional mereka, sebagaimana diinterpretasikan oleh budaya dan adat istiadat yang secara turun temurun dipercaya adalah benar. Perempuan dipandang sebagai objek untuk memperindah pemandangan, seakan-akan perempuan bukanlah individu yang berdiri sendiri. Perempuan juga dianggap tidak memiliki kepandaian dan kestabilan mental yang dimiliki oleh kaum laki-laki oleh sebab itu mereka dianggap kaum yang lemah dan tidak mampu menopang diri sendiri. Berkaitan dengan kasus tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana sebuah perspektif feminisme memandang bias gender yang terkandung dalam iklan televisi. Perspektif yang digunakan dalam meneliti kasus ini adalah perspektif feminisme liberal yang memiliki nilai-nilai yang esensial kesetaraan dan kebebasan hidup bagi kaum perempuan.
Melalui feminisme liberal dapat dilihat bahwa seharusnya kaum perempuan juga dipandang sebagai seorang individu yang utuh dan mampu berdiri sendiri, untuk itu perempuan seharusnya dapat memperoleh kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki dalam berusaha untuk bekerja dan menghidupi dirinya sendiri. Perempuan seharusnya tidak dibatasi untuk hanya bergelut di bidang domestik, namun seharusnya mendapatkan hak yang sama untuk terjun ke arena publik.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp13918 | DIG - FISIP | Skripsi | HI SWE b/11 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain