Computer File
Usaha PBB melalui Annan Plan dalam mengatasi konflik di Siprus (2001-2004)
Dalam dekade setelah tahun 1989 konflik dengan kekerasan terjadi di bidang
konflik bukan antar negara. Meskipun trend perang bukan antar negara dapat dilacak
selama satu dekade sebelumnya, namun pola-pola pada pasca perang dingin berbeda
dalam aspek pihak yang terlibat di dalamnya. Yang terjadi bukan perang konvensional
antar dua negara bangsa, namun konflik yang berlarut-larut dan seringkali merupakan
konflik yang muncul dari masyarakat yang terpecah, gerakan pemisahan, pecahnya
negara dan perjuangan revolusioner guna mengendalikan pemerintahan.
Salah satu cara penyelesaian dari konflik seperti ini adalah dengan mendatangkan
bantuan dari pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud dapat berupa aktor negara atau
aktor non-negara. Perbedaan dari penyelesaian konflik aktor negara dan non-negara
terletak pada kepentingannya. Aktor negara biasanya mempunyai misi tersembunyi
dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di negara lain, sementara aktor non-negara
membantu menyelesaikan konflik tersebut dengan misi untuk menjaga
perdamaian dunia dan alasan-alasan moral lainnya.
Oleh karena itu, pada saat sebuah negara mengalami konflik yang berkepanjangan
tidak jarang mereka memberikan kesempatan kepada aktor non-negara untuk membantu
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Aktor non-negara yang paling sering terlibat dalam urusan penyelesaian konflik
adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dipimpin oleh seorang Sekretaris
Jenderal. Perserikatan Bangsa-Bangsa dinilai mampu mempunyai kekuatan untuk
mengatur gencatan senjata, mengorganisasikan penjaga perdamaian, memonitor
demilitarisasi dan penghentian pertempuran. Hal ini disebabkan Perserikatan Bangsa-Bangsa
memiliki badan-badan yang mempunyai kemampuan dan pengalaman dalam
bidang-bidang ini.
Dalam skripsi ini, penulis menganalisa mengenai bagaimana proses re-unifikasi
sebuah kepulauan yang terpecah melalui peranan PBB sebagai aktor non-negara yang
biasa menyelesaikan konflik.
Data diperoleh dari studi dokumen, yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data
atau literatur-literatur yang relevan dengan masalah penelitian yang bersumber dari
buku-buku, surat kabar, majalah, jurnal dan juga fasilitas lainnya seperti internet.
Berdasarkan analisis dalam penulisan ini, dapat diketahui sampai sejauh mana
kontribusi PBB sebagai organisasi internasional mampu untuk melaksanakan re-unifikasi.
Karena letak keberhasilan sebuah re-unifikasi atau penyelesaian konflik tidak bergantung
kepada PBB namun diserahkan kembali kepada pihak yang bertikai. Apabila pihak yang
bertikai tidak ingin menerima peranan PBB, maka PBB tidak mampu memaksakan
penyelesaian karena kedaulatan ada di tangan negara itu sendiri.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14839 | DIG - FISIP | Skripsi | HI ABY u/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain