Computer File
Studi perbandingan penggunaan pondasi pada gedung 10 Universitas Katolik Parahyangan ditinjau dari segi biaya
Di dalam suatu proyek, terdapat bermacam-macam tipe pondasi yang dapat digunakan.
Pemilihan jenis pondasi ini disesuaikan dengan sifat-sifat tanah, biaya, pelaksanaan proyek dan
waktu. Pondasi yang dipilih diharapkan dapat memenuhi standar keamanan dan juga efisien,
ditinjau dari segi biaya, perencanaan dan pelaksanaan. Pada perancangan Gedung 10 Universitas
Katolik Parahyangan, terdapat dua desain pondasi yang berbeda, yakni desain dengan
menggunakan pondasi dalam yakni pondasi tiang bor (bored pile) dan desain dengan menggunakan
pondasi dangkal, yakni pondasi telapak.
Pondasi dangkal ialah pondasi yang mempunyai perbandingan antara kedalaman pondasi
dengan lebar pondasi sekitar kurang dari empat. Pondasi dangkal merupakan konstruksi untuk
meneruskan beban struktur atas (struktur ringan sampai sedang) ke tanah dengan daya dukung
yang cukup. Pada umumnya jenis pondasi dangkal dapat berupa pondasi telapak atau pondasi
rakit.
Pondasi dalam seringkali diidentikkan sebagai pondasi tiang. Pondasi ini memperoleh daya
dukung dari gesekan antara selimut tiang dengan tanah, dan dari tahanan ujungnya. Berdasarkan
cara pemasangannya, pondasi dalam dapat dibedakan menjadi bondasi tiang pancang dan pondasi
tiang bor.
Setelah dilakukan perhitungan estimasi biaya, didapatkan bahwa total estimasi biaya
pondasi bored pile adalah sebesar Rp 2.182.530.021,64, sedangkan untuk total estimasi biaya
pondasi telapak adalah Rp 1.224.393.441,59. Dapat diambil kesimpulan bahwa dalam studi kasus
pembangunan pondasi Gedung 10 Universitas Katolik Parahyangan, penggunaan pondasi telapak
akan lebih hemat 43,9% dibandingkan pengunaan pondasi tiang bor.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp15192 | DIG - FTS | Skripsi | MRK KAT s/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain