Computer File
Studi pengoprasian bendung gerak Leuwi Goong di Sungai Cimanuk pada saat banjir
Bendung gerak merupakan bendung dengan pintu yang dapat dibuka dan ditutup untuk mengatur pembendungan. Bendung gerak memiliki kelebihan dalam hal mengontrol elevasi muka air pada sungai yang eukup datar, dimana efek pembendungan dapat mencapai jarak yang eukup
jauh di hulu bendung. Bendung gerak dapat berfungsi dengan baik bila didukung dengan pola pengoperasian yang tepat.
Pada sudetan sungai Cimanuk yang berada di Kabupaten Garut, direneanakan dibangun bendung gerak Leuwigoong untuk memenuhi kebutuhan irigasi lahan seluas 53 13 hektar. Bendung
tersebut mempunyai 3 buah pintu bendung dengan lebar tiap pintu 12,5 meter, tinggi 3,5 meter,
dan di bawah pintu tersebut terdapat ambang tetap setinggi 2,75 meter. Beberapa hal perlu diperhatikan pada pengoperasian bendung tersebut yaitu terdapat jembatan yang berjarak 1000
meter di hulu bendung dengan struktur terbawah berada pada +694 meter dan elevasi muka air yang dibutuhkan untuk irigasi adalah +691,15 meter. Pintu bendung harus dioperasikan dengan
baik agar muka air akibat pembendungan yang terjadi tidak melewati batas bangunan jembatan, tanggul bendung dan puncak pintu bendung. Selain itu perlu diperhatikan kecepatan penurunan muka air di hulu bendung akibat dari pembukaan pintu untuk mengetahui resiko longsornya tebing sungai akibat penurunan Iuuka air yang terjadi.
Pada studi ini dilakukan simulasi operasi bendung gerak Leuwigoong pada berbagai debit banjir rencana dengan bantuan program HEC-RAS v4.0 Beta. Dengan kecepatan bukaan pintu 0,2 meter per menit, debit banjir rencana periode ulang 100, 50, 25 dan 2 tahun dapat dilewatkan
dengan baik dengan mengoperasikan 3 pintu seeara berurutan pada elevasi awal muka air masi ngmasing pintu 69 1,25 meter, 691, I meter dan 69 1,2 meter. Pada debit banjir rencana periode ulang
100 tahun muka air maksimum di lokasi jembatan berada pada elevasi 692,92 meter, dan muka air di bendung berada pada elevas i 692,72 meter dengan tinggi jagaan 0,58 meter. Tinggi jagaan pada
tanggul bendung sebesar 0,58 meter tidak memenuhi tinggi jagaan minimum yang disyaratkan pada KP-02 sebesar 0,75 meter, sehingga untuk lebih aman sebaiknya tinggi ambang tetap pada
bendung dikurangi menjadi 2,5 meter agar mengurangi pembendungan akibat ambang tetap dan dapat memberi kan tinggi jagaan sebesar 0,82 meter. Pembukaan pintu bendung mengakibatkan
penurunan muka air di hulu bendung yang lebih cepat dihandingkan penurunan akibat menurunnya debit di hulu, sehingga perlu dilakukan pengecekan kondisi tebing sungai terhadap penurunan
muka air. Dengan dimensi pintu yang cukup lebar operasi pintu akan mengalami kesulitan dalam mengatur elevasi muka air rendah, seh ingga perul dipertimbangkan untuk membuat desain lebar
pintu yang lebih kecil.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp15303 | DIG - FTS | Skripsi | HIDR CHR s/07 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain