Computer File
Pengembangan peta resiko bencana alam gempa bumi, tsunami dan tanah longsor untuk Pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Irian Jaya dengan metode Sistem Informasi Geografis [SIG]
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia,
lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Oleh karena
itu, Indonesia merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana alam seperti gempa,
tsunami dan longsor. Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka untuk dapat
membantu pemerintah daerah dalam menyusun program mitigasi penaggulangan
bencana alam yang mungkin akan terjadi perlu disusun suatu peta resiko bencana yang
dapat memudahkan pemerintah maupun orang awam untuk melihat tingkat kerentanan
yang terjadi di setiap daerah. Dengan menggunakan Sistim Informasi Geografis, maka
kita dapat dengan mudah memahami tingkat resiko bencana suatu daerah. Sumber
utama dalam menentukan bobot resiko bencana adalah menggunakan Peta Zona gempa
Indonesia, Peta Zona Tsunami Indonesia, Peta Gerakan Tanah, Peta Kepadatan
Penduduk dan Index Pengembangan Manusia. Dari data-data tersebut dibuat suatu
rumusan untuk mendapatkan bobot resiko bencana yang menjadi acuan dalam
pembuatan Peta Resiko Bencana. Untuk mempermudah interpretasi sebaran tingkat
kerentanan dari bencanan alam, maka disusun klasifikasi tingkat kerentanan (0-10)
yang terdiri dari daerah yang berisiko sangat rendah (TK
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp15434 | DIG - FTS | Skripsi | GEOT PAR p/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain