Computer File
Studi aplikasi Geosynthetic Clay Liner dalam teknik sipil
Geosynthetic Clay Liners (GCL) merupakan material Geosynthetic yang terdiri dari
gabungan antara bentonite dengan geotextile maupun geomembrane. GCL merupakan material yang
paling baru dikembangkan dari keseluruhan jenis material Geosynthetic. GCL diproduksi di pabrik
berupa bentonite yang dibungkus geotextile ataupun bentonite yang direkatkan dengan geomembrane.
Bentonite yang dibungkus dengan geotextiJe dibedakan berdasarkan jahitannya, berupa GCL tanpa
jahitan dan GCL yang dijahit secara needle punch. stitch bonded. Sedangkan jenis GCL lainnya
adalah dengan merekatkan bentonite menggunakan adhesive pada geomembrane. GCL diproduksi
pabrik dalam bentuk gulungan. GCL yangg produksi pabrik memiliki spesifikasi sebagai berikut : hidraulic conductivity (k) 2.10^-10 - 2.10^-12 m/s, panjang 30 - 60 m, lebar 4-6 m, ketebalan GCL 4 - 6 mm, massa per unit adalah 4.5 - 5 kg/m^2, tensile strength GCL tanpa jahitan 50 kN/m' sedangkan GCL yang dijahit 95 kN/m'
kearah panjang dan 75 kN/m' kearah lebar. GCL pertama kali digunakan tahun 1988 di Amerika Serikat untuk pekerjaan solid waste containment sebagai pelapis yang berkomposit dengan geomembrane untuk material pengganti
Compacted Clay Liners (CCL). Semenjak penggunaannya pertama kali tersebut, GCL terus
dikembangkan dan mulai menggantikan penggunaan CCL untuk pekerjaan sipil terutama yang
berhubungan dengan pengolahan air, pelindung dari limbah industri yang berbahaya, pengolahan
limbah padat. Hal ini dikarenakan sifat material hydraulic conductivity GCL yang lebih kecil, selain
itu GCL juga memiliki tensile strength sehingga dapat digunakan sebagai bottom liner, side liner dan
cover liner dalam konstruksi pengolahan limbah padat modem. Dari segi teknis pelaksanaanya, GCL
lebih mudah dikontrol, memiliki kualitas yang telah dikontrol di pabrik, lebih tipis dan GCL cocok
sekali digunakan pada daerah yang kekurangan material lempung. Karena kegunaannya yang dapat menggantikan material lempung pada CCL, maka pada skripsi ini akan dibandingkan mengenai spesifikasi dan karakteristik GCL dan CCL. Kemudian akan diperhitungkan besarnya nilai flow rate pada kanal dengan kedalaman air 4 m dengan menggunakan
CCL dan GCL. Dari hasil perhitungan diperoleh besarnya nilai flow rate CCL yaitu 1.43 10-a m3/s,
flow rate GCL sebagai single liner adalah 6.67. 10-9 m^3/s, flow rate GCL sebagai composite liner
antara geomembrane yang dilapisi dengan GCL adalah 5.36. 10-12 m^3/s. Dari ketiga nilai flow rate
tersebut dibandingkan dan disimpulkan bahwa GCL sebagai composite liner memiliki flow rate paling
kecil sehingga paling efektif untuk mencegah kebocoran kanal. Geomernbrane dapat mengalami defleksi akibat differential settlement, maka perlu diperhitungkan kemungkinan kebocoran pada kanal akibat tekanan air. Dari hasil analisis dengan menggunakan 3 pemisalan kebocoran dengan 3 ketinggian yang berbeda, diperoleh korelasi antara
debit kebocoran dan ketinggian air untuk memudahkan prediksi kebocoran pada kanal.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp15589 | DIG - FTS | Skripsi | GEOT LES s/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain