Computer File
Studi eksperimental kuat lentur pelat beton bertulang bambu apus
Beton merupakan material konstruksi yang sering digunakan dalam berbagai macam
kegiatan konstruksi khususnya di Indonesia. Hal ini dikarenakan beton mudah dibuat baik di
pabrik (pre-cast) maupun langsung ditempat proyek berlangsung dan lebih mudah dibentuk sesuai
dengan keinginan, selain itu kekuatannya dapat diatur sesuai rencana. Beton memiliki nilai kuat
tekan yang tinggi, tetapi lemah terhadap kuat tarik. Untuk itu dibutuhkan tulangan untuk menahan
gaya tarik yang terjadi pada beton. Bambu merupakan produk hasil hutan non kayu yang banyak
dikenal oleh masyarakat umum di Indonesia. Bambu memiliki serat yang baik dan mempunyai
kuat tarik yang cukup besar, maka bila dikombinasikan dengan beton akan menghasilkan
komponen struktur yang baik, ringan. dan juga ekonomis.
Untuk mengetahui kekuatan dari pelat beton dengan tulangan bambu dilakukan uji kuat
lentur dengan sistem pembebanan two point loading dengan menggunakan mesin UTM. Sampel
yang di uji berupa 9 buah pelat beton berukuran 120 x 50 x 12 cm dengan panjang bentang
pengujian 100 em. Sebagai tulangan, bambu yang digunakan dipotong persegi dengan ukuran 1 x
1 cm. Tulangan ini memiliki jarak yang bervariasi. Tulangan bambu yang digunakan sebagai
tulangan tarik dan tulangan tekan untuk benda uji pelat beton A sebanyak 3 buah. Untuk benda uji
pelat beton B menggunakan 6 buah tulangan tarik dan 3 buah tulangan tekan. Sedangkan untuk
benda uji pelat beton C menggunakan 9 buah tulangan tarik dan 3 buah tulangan tekan. Bambu
yang digunakan sebagai tulangan adalah jenis bambu apus yang memiliki kekuatan tarik yang
berkisar antara 72.6923 Mpa sampai dengan 198.72 MPa.
Dari hasil uji kuat lentur pelat diperoleh besarnya momen ultimit yang dapat ditahan
benda uji pelat A adalah antara 2659.167 kNmm sampai 3085.833 kNmm. Untuk benda uji pelat B
adalah antara 3600.833 kNmm sampai 5058.33 kNmm. Sedangkan untuk benda uji pelat C adalah
antara 4984.167 kNmm sampai 5748.330 kNmm. Hasil uji kuat lentur nominal eksperimental
kemudian dibandingkan dengan perhitungan analitis. Perbedaan kuat lentur ini diakibatkan
terjadinya selip antara bambu dan beton. Pelat beton bersifat daktail dengan nilai daktilitas
berkisar 7.4 sampai dengan 11.73. Berdasarkan basil analisis direkomendasikan suatu nilai faktor
reduksi kuat lentur nominal sebesar 0.451 sampai dengan 0.495 untuk keperluan desain.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp15693 | DIG - FTS | Skripsi | STR WAH s/10 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain