Computer File
Studi perbandingan desain hubungan balok kolom berbentuk T dengan metode strut and tie dan srpmk
Pada beberapa daerah komponen struktur terdapat daerah yang mengalami diskontinuitas
sehingga teori beton biasa tidak berlaku. Daerah tersebut disebut juga dengan discontinuity regions
atau D-region. Daerah ini terjadi akibat adanya diskontinuitas geometri dan diskontinuitas statika.
Sedangkan daerah lain yang tidak mengalami diskontinuitas dapat disebut sebagai B-region (balok
atau daerah lentur) dimana teori beton biasa masih berlaku. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, telah ditemukan metode pendekatan untuk mendesain daerah D tersebut, metode ini
dinamakan Strut and Tie Model. Pada hubungan balok kolom juga terdapat daerah D ini. Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil analisis pada hubungan balok-kolom bentuk T
pada bangunan dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan metode strut and tie.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada skripsi ini, untuk desain hubungan balok kolom dengan
SRPMK didapat luas tulangan longitudinal 852 mm^2 dan sengkang 2D10-130 pada bagian balok. Pada
bagian kolom didapat luas tulangan longitudinal 3040 mm dan sengkang 2D13-100. Untuk desain
hubungan balok kolom dengan strut and tie dibutuhkan luas tulangan longitudinal 852 mm^2 pada
bagian balok dan sengkang 2010-150. Pada kolom dibutuhkan luas tulangan longitudinal 2280 mm^2
dan sengkang 2010-120.
Kata kunci: discontinuity region, strut and tie, Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK).
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp15738 | DIG - FTS | Skripsi | STR HAR s/10 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain