Computer File
Studi penggunaan sistem outrigger pada bangunan tinggi
Perencanaan gedung tinggi umumnya memerlukan suatu struktur tambahan
tertentu salah satunya yaitu outrigger. Gedung ini terdiri dari sistem rangka,
dinding geser, dan outrigger. Gedung tersebut didesain dengan menggunakan
sistem rangka gedung di mana dinding geser disyaratkan harus mampu menahan
100% beban lateral dan sistem rangka menahan beban gravitasi saja. Namun pada
praktek di lapangan, konsultan di Indonesia cenderung tetap membuat sistem
rangka yang mampu menahan beban gravitasi dan beban lateral, sehingga pada
skripsi ini sistem rangka selain mampu menahan gaya gravitasi, juga diperlakukan
mampu menahan beban lateral berupa beban angin dan beban gempa. Pemodelan
akan dilakukan dengan menggunakan program ETABS versi 9.7.2. Gedung
merupakan bangunan bertingkat 50 lantai terletak di Jakarta yang merupakan
wilayah gempa 3 Indonesia dengan kondisi tanah sedang. Terdapat 2 model yang
akan dibandingkan, yaitu gedung dengan 1 outrigger pada lantai 25 dan gedung
dengan 2 outrigger pada lantai 13 dan lantai 38. Dari hasil analisis, penggunaan
outrigger yang semakin banyak akan mengurangi defleksi dan momen dari
struktur namun harus tetap diperhatikan apakah desain dari outrigger itu
menghasilkan gaya dalam yang optimum.
Kata Kunci : Outrigger, Bangunan Tinggi, Sistem Rangka Gedung
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp15766 | DIG - FTS | Skripsi | STR HEN s/11 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain