Computer File
Tinjauan reruang arsitektur kelenteng : obyek studi Kompleks Kelenteng Tay Kak Sie, Semarang
Ketika bangsa Cina datang ke Indonesia, mereka tinggal dan kawin dengan pribumi di Indonesia. Kebudayaan yang mereka bawa dari negeri asalnya sudah melebur dan berakulturasi dengan kebudayaan setempat. Walau demikian, masih terbawa sedikit kepercayaan dan cara hidup yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat. Arsitektur kelenteng secara umum masih memakai bentuk arsitektur tradisional Cina
dengan atap melengkung dan pembagian ruang di dalamnya. Namun, apabila dilihat lebih lanjut keberadaan kelenteng sesungguhnya telah disesuaikan dengan lingkungan setempat. Susunan ruang di dalam kelenteng berdasar atas tuntutan kebutuhan ruang, yaitu fungsi dari kelenteng itu sendiri, yaitu sebagai tempat beribadahl bersembahyang kepada dewa-dewi yang dipuja. Dari tuntutan ruang inilah yang menciptakan susunan ruang yang terkait satu sama lain tergantung
dari peletakkan dewa itu sendiri. Perbedaan ruang-ruang kelenteng dapat dilihat dari suasana ruang yang terbentuk di dalamnya. Semakin ruang tersebut dianggap sakral maka ruang tersebut dikondisikan untuk
pencapaian suasana sakral. Biasanya terlihat dari penempatan meja altar, ornamen, ragam hias dan elemen pembentuk ruang yang lain.
Dari bentuk, susunan dan makna ruang pada Kelenteng Tay Kak Sie, dapat memberikan sedikit gambaran mengenai reruang arsitektur kelenteng. Walaupun Kelenteng Tay Kak Sie merupakan Kelenteng Buddha, namun di dalamnya juga dipuja dewa-dewa Tao dan Kong Hu Cu
serta dewa lokal. Terlihat bahwa terjadi sinkrentisme ketiga kepercayaan antara Buddha, Kong Hu Cu, dan Tao serta masuknya unsur lokal. Bentuk dan susunan ruang Kelenteng Tay Kak Sie terbagi 4 ruang, yaitu ruang depan, ruang altar utama, sayap kanan, dan sayap kifi. Bentuk dan susunan ruang yang ada mengikuti prinsip simetris. Dengan memasukkan unsur Fengn Shui yang disesuaikan dengan kondisi lokal. Sehingga orientasi Kelenteng Tay Kak Sie menghadap arah Barat bukan arah Selatan, karena letak sungai berada di arah Barat. Di dalam ruang kelenteng susunan ruang terbentuk atas tingkatan kepercayaan dewa. Semakin dewa disakralkan, semakin strategis peletakkannya, dan semakin penting ruang tersebut. Sehingga pensuasanaan ruang tersebut juga semakin kuat.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp17724 | DIG - FTA | Skripsi | ARS ZUW t/07 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain