Computer File
Adaptasi Gereja Katolik St. Maria De Fatima pada langgam arsitektur Cina
Suatu desain arsitektur yang baik memiliki kemampuan untuk menyatu dengan
lingkungan dan kondisi di sekitamya, dengan memperhatikan berbagai faktor seperti
alam, sosial, budaya dalam masyarakat dan lain-lain. Budaya (culture) merupakan unsur
yang ada dalam setiap bagian dari masyarakat dunia. Pada hakikatnya budaya
merupakan sesuatu yang harus dihargai, karena merupakan sesuatu yang lahir dari
interaksi manusia dengan pikiran, alam, dan lingkungan sekitamya sehingga
keberadaannya menjadi dasar untuk maju dan berkembang.
Kebudayaan terus menerus berkembang dan sampai pada satu tahap dimana
manusia mempertanyakan keberadaannya sendiri dan berusaha untuk menghayati
hubungan manusia itu sendiri dengan Sang Penciptanya. Inilah yang pada akhimya
memunculkan sebuah bentuk kebudayaan yang disebut agama. Kristen Katolik adalah
salah satu agama yang berkembang pesat dalam masyarakat. Oengan aturan dan tata
cara yang jelas, Gereja Katolik mempunyai prinSip-prinsip tertentu yang telah disepakati
bersama. Hal inilah yang menjadi menarik, ketika seorang misionaris Katolik
mengabarkan Injil kepada suatu kelompok masyarakat, pastilah diperlukan penyesuaianpenyesuaian
tertentu agar maksud yang hendak disampaikan tersebut dimengerti.
Sehingga dalam prosesnya, ajaran Katolik pun berkembang dan berpadu dengan
kebudayaan yang ada di dalam masyarakat tersebut.
Akan tetapi dalam perkembangannya, karena terdapat bebarapa tahap
penyesuaian, sehingga membutuhkan jangka waktu yang panjang dan dipengaruhi pula
oleh kondisi lingkungan masyarakat daerah tersebut.
Hal inilah yang terjadi pada objek studi dalam skripsi ini, yaitu gereja Katolik St.
Maria de Fatima atau dikenal juga dengan nama Toasebio. Gereja yang terletak di
kawasan Pecinan Jakarta (Glodok) ini pada awalnya didirikan untuk menampung umat
Katolik yang hampir seluruhnya merupakan etnis Cina, yang linggal di kawasan tersebut.
Berdiri di tengah-tengah lingkungan masyarakat etnis Cina, yang terkenal dengan
kebudayaannya yang beragam, pada akhimya membuat gereja ini sangat kental dengan
unsur-unsur budaya Cina , baik itu daJam hal arsitektur maupun liturginya.
Pada akhimya, melalui serangkaian pengamatan dan analisa, disimpulkan bahwa
penyesuaian dilakukan pihak Gereja SI. Maria de Fatima pada bentuk gereja, karena
gereja ini menempati sebuah bangunan dengan fungsi awal sebagai rumah dengan
arsitektur berlanggam khas Cina, selain juga terjadi dalam hal ornamentasi dan simbo/simbol yang digunakan pada gereja ini. Sedangkan dalam hal perayaan liturgi, Gereja
juga berusaha menyesuaikan dengan Iingkungan sekitar, terutama menyangkut bahasa,
busana liturgis, serta lujuan dari perayaan liturgi tersebut .
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp17744 | DIG - FTA | Skripsi | ARS STE a/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain