Computer File
Pengaruh fasade kantor bertingkat banyak terhadap penghematan energi AC : objek studi Wisma Lippo, Jl. Jend. Gatot Subroto No. 2 Bandung
Krisis energi berkaitan langsung dengan kehidupan manusia di masa sekarang dan masa yang
akan datang. Akan tetapi teknologi hemat energi masih belum diberdayakan secara maksimal
karena faktor biaya yang mahal. Bangunan tinggi, khususnya kantor sebagai pengguna AC
terbanyak seharusnya mulai memperhatikan hal ini.
Salah satu wujud penghematan energi pada bangunan kantor yakni dengan pengolahan desain
fasade bangunan. Melalui pengolahan desain fasad bangunan diharapkan sinar matahari yang
masuk ke dalam ruangan dapat diminimalkan, sehingga beban penyejukan dapat optimal (sesuai
dengan beban kalor yang perlu diangkut keluar dari dalam ruangan). Sesuai dengan pengertian
arsitektur Hemat Energi (Energy-Efficient Architecture) adalah arsitektur yang berlandaskan pada
pemikiran "meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan,
kenyamanan maupun produktivitas penghuninya" dengan memanfaatkan sains dan teknologi
mutakhir secara aktif.
Hal ini bermanfaat khususnya bagi arsitek dan Building manager agar pemakaian energi AC
aapat ditekan serendah mungkin melalui desain fasade bangunan kantor, baik melalui material
yang tepat, persentase bukaan dan bidang masif, serta orientasinya. Wisma Lippo merupakan
kantor bertingkat banyak yang menggunakan energi AC di setiap lantai bangunan. Oleh karena
itu bangunan tersebut dipilih sebagai objek studi karena dapat mewakili permasalahan di atas.
Bagaimana penyikapan hemat energi bangunan kantor ini disikapi dari sisi arsitektur? Melalui
teori OTTV dan keseimbangan termal dilakukan simulasi dari kondisi awal bangunan sampai
kondisi perubahan desain fasade. Teori OTTV berfungsi untuk mendapatkan nilai hemat energi,
berdasarkan Standar Tata Cara Perancangan Konservasi Energi pada Bangunan Gedung yang
Umum, OTTV untuk dinding luar bangunan tidak boleh lebih dari 45W/m^2
. Sedangkan teori
keseimbangan termal berfungsi untuk mendapatkan nilai beban penyejukan yang optimal di
dalam ruangan khususnya akibat masuknya sinar matahri dari luar. Sebagai alat pengukur
kenyamanan manusianya digunakan PPD dan PMV sehingga selain hemat energi, kenyamanan
manusianya juga tetap terjaga untuk produktivitas kerja.
Dari hasil penelitian, material yang baik yaitu dengan nilai SC (Shading Coeficient) yang paling
kecil serta perhitungan WWR 40% dapat menghemat energi AC sebesar 49.6 % dari beban
penyejukan yang harus diangkut sebesar 6.9 kW menjadi 3.3 kW. Peningkatan nilai WWR
(Window To Wall Ratio) yang hemat energi setelah simulasi perubahan material serta
perhitungan WWR dari 0-100% yakni 10-15%.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp17791 | DIG - FTA | Skripsi | ARS TAN p/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain