Computer File
Proses kreatif urbane dalam sayembara arsitektur : obyek studi Sayembara Museum Tsunami NAD Sayembara Masjid Raya Sumatera Barat
Sayembara arsitektur kerap diadakan sebagai suatu bentuk kegiatan untuk mencari
solusi desain yang kreatif dan inovatif. Lembaga IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) sendiri secara
berkala melakukan revisi terhadap peraturan penyelenggaraan sayembara arsitektur, yang
mengindikasikan pentingnya peran sayembara dalam menghasilkan suatu produk arsitektur.
Berkaitan dengan kegiatan sayembara arsitektur nasional, Firma URBANE Indonesia tercatat
sebagai salah satu biro arsitektur yang secara progresif memenangkan berbagai sayembara
desain skala nasional dalam 4 tahun terakhir (2003-2007). Firma yang beberapa anggotanya
terdiri dari kalangan praktisi dan akademisi tersebut menjadikan sayembara arsitektur sebagai
sarana dalam bereksperimen sekaligus menerapkan wacana dari dunia akademik. Dalam
memecahkan permasalahan yang dikemukakan dalam suatu sayembara, firma ini melakukan
suatu tahapan / proses kreatif tertentu.
Proses berpikir kreatif sendiri pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, yang
merupakan bagian dari proses perancangan arsitektur. Proses tersebut terdiri dari tahapan
menemukan masalah (preparation), tahap pencarian ide (Incubation), tahap menemukan
gagasan (Illumination), serta tahapan pembuktian dan pengembangan desain (Refinement).
Dalam keseluruhan tahapan tersebut, tercipta suatu cara berpikir konvergen dan divergen
secara seimbang, yang dapat saling mendahului maupun saling melengkapi antara satu dengan
yang lainnya. Pada tahap pemecahan masalah dalam proses kreatif (tahap pencarian ide dan
menemukan gagasan), terdapat banyak teknik kreativitas yang telah dikembangkan diantaranya
Metafora dan Borrowing Transformation.
Pada sayembara Museum Tsunami NAO dan sayembara Masjid Raya Sumatera Barat
yang telah dimenangkan oleh arsitek senior dari URBANE, tahapan / proses kreatif yang
dilakukan berangkat dari pemahaman mengenai TOR (term of reference) yang terdapat dalam
suatu sayembara (tahap menemukan masalah), yang kemudian dilanjutkan dengan tahapan
penggalian ide yang berangkat dari konteks tapak, baik yang sifatnya nyata maupun abstrak.
Pemecahan yang digunakan setelah melakukan penggalian ide pengarah kerap menggunakan
teknik kreativitas berupa metafora dan Borrowing Transformation, yang dilanjutkan dengan
pengembangan desain yang mengoptimalkan penggunaan komputer sebagai alat bantu.
Keseluruhan proses tersebut diikuti dengan pembuktian / evaluasi antara desain yang
dihasilkan dan berbagai kebutuhan yang ditetapkan melalui TOR sayembara.
Pada kedua sayembara arsitektur tersebut, pada dasarnya penetapan hasil yang paling
optimal ditentukan berdasarkan relevansi antara permasalahan yang diberikan dalam TOR
sayembara dengan konsep desain yang diajukan oleh peserta. Untuk mencapai hal tersebut,
teknik metafora dan borrowing transformation diterapkan oleh arsitek URBANE untuk
menjelaskan konsep desain yang diajukan melalui cara yang berbeda (mengacu pada konteks
yang telah dikenal secara umum), sehingga pengamat dari berbagai latar belakang yang
beragam dapat memahami gagasan desain yang diajukan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp17907 | DIG - FTA | Skripsi | ARS KUR p/08 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain