Computer File
Teknik pemugaran Candi Batu pada daerah rawan gempa : studi kasus Candi Prambanan
Candi merupakan salah satu peninggalan arsitektur kuno yang paling berharga di Indonesia. Meskipun pada saat ini candi sudah dilindingi oleh suatu badan baik bertingkat nasional maupun internasional seperti UNESCO, namun candi tersebut tidak dapat menghindar dari bencana yang datang dari alam. Salah satu bencana alam yang berpotensi menimbulkan kerusakan besar terhadap candi adalah gempa bumi. Indonesia merupakan salah satu negara yang berada pada jalur gempa. Maka dari itu candi-candi di Indonesia harus dipersiapkan untuk dapat bertahan jika terjadi gempa. Salah satu candi termegah di Indonesia adalah Candi Prambanan. Candi ini merupakan candi bertaraf internasional dan dilindungi oleh UNESCO. Kerusakan candi ini akibat gempa Yogyakarta pada tahun 2006 membuat candi ini harus dipugar kembali. Karena merupakan suatu warisan arsitektur yang sangat tinggi nilainya, maka pemugaran candi ini pun dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan teknik-teknik khusus untuk mengembalikan sosok bangunan bersejarah ini seperti keadaan asalnya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui teknik pemugaran candi batu pada daerah rawan gempa yang baik, bagaimana keefektifan teknik pemugaran tersebut dalam menjaga keutuhan material asli, dan sejauh mana aspek arsitektural diperhatikan dalam pemugaran candi batu. Penelitian diawali dengan studi literatur mengenai candi, pemugaran, gempa dan korelasi antara katiga hal tersebut. Selain itu juga dilakukan pengamatan langsung pada objek serta wawancara terhadap pihak-pihak dan para ahli yang bersangkutan. Pengamatan yang dilakukan meliputi kerusakan-kerusakan yang terjadi serta penanganan-penanganan yang sedang dilakukan. Dari penelitian yang dilakukan, teknik pemugaran candi batu yang baik adalah dengan pemberian perkuatan struktur yang kuat dan baik dalam menyalurkan gaya secara vertikal maupun horisontal. Hubungan antar batuan jangan dibuat terlalu kaku karena justru dapat meyebabkan kerusakan pada batuan itu sendiri saat terjadi gempa. Selain itu teknik pemugaran yang dilakukan jangan sampai merusak material asli terlalu banyak, jika sampai terpaksa harus mengubah ataupun merusak material asli, perlu pertimbangan matang mengenai bagian material asli mana yang boleh dirubah ataupun dirusak. Tentunya perubahan dan perusakan tersebut harus didasari dengan alasan-alasan yang kuat dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada pemugaran candi batu di Indonesia, aspek arsitektural masih kurang diperhatikan dengan baik pada bagian ukiran. Jika terdapat batu yang rusak dan terpaksa diganti dengan batu yang baru, maka ukiran tersebut tidak dibuat ulang. Hal ini secara arsitektural kurang baik, karena jika terjadi kerusakan terus menerus maka ukiran tersebut bisa menjadi semakin sedikit dan menjadi tidak terbaca maupun terlihat lagi keindahannya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp17954 | DIG - FTA | Skripsi | ARS ANT t/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain