Computer File
Transformasi pola tatanan dan perubahan fungsi ruang sebagai pembentuk sirkulasi kota : studi kasus Jalan Stasiun Selatan
Belanda merencanakan kawasan Stasiun Hall Bandung pada tahun 1926 sebagai
kawasan yang sangat terintegrasi dengan sekitarnya. Integrasi tersebut terlihat dari perletakan
Jl.Stasiun Selatan sebagai jalan penghubung antara Jl.Kebon Jati dengan Stasiun Hall. Pada
perencanaan awal JI. Stasiun Selatan memiliki sumbu yang segaris dengan sumbu bangunan
utama Stasiun Hall, sehingga menciptakan citra kota yang balk apabila pengguna jalan berorientasi
menuju stasiun melalui jalan ini.
Dalam perkembangannya Jl.Stasiun Selatan mengalami perubahan karena ada dua buah
fungsi yang diintervensikan dalam jalan tersebut, diantaranya perluasan halaman kantor pengurus
PT.Kereta Api Indonesia dan Terminal Umum kota Bandung. Kedua fungsi ini dimiliki oleh dua
pihak berbeda yang berdampak pada pemutusan integrasi ruang jalan. Kondisi yang terlihat di
tapangan akibat perubahan fungsi adalah perubahan pola tatanan ruang dari ruang jalan menjadi
sebagai ruang simpul.
Perubahan fungsi ruang tersebut juga berdampak pada kualitas hubungan antara
bangunan dengan jalan. Kondisi tahun 1926 menunjukkan apabila setiap fungsi bangunan yang
ada menghargai jalan sebagai sirkulasi publik. Hal tersebut dibuktikan dengan kontinuitas sirkulasi
tanpa adanya persilangan dengan kegiatan-kegiatan komersil masyarakat di jalur sirkulasi, tetapi
kondisi saat ini menunjukkan penurunan kualitas ruang. Bangunan tidak lagi menghargai
kontinuitas jalur sirkulasi publik. Banyak kegiatan masyarakat yang menggunakan lahan milik
publik, sehingga menyebabkan persilangan antara kegiatan masyarakat dengan sirkulasi di
pedestrian dan jalan kendaraan. Dan menyebabkan citra kota di daerah stasiun menjadi buruk.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18008 | DIG - FTA | Skripsi | ARS WIJ t/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain