Computer File
Perawatan bangunan konservasi GPIB Bethel Wastukencana, Bandung
Banyaknya bangunan bergaya arsitektur kolonial Belanda yang terbengkalai dan
hilang di kota Bandung menjadi pembahasan yang menarik, karena kota Bandung sendiri
merupakan kota museum bagi arsitektur kolonial Belanda. Hal ini menjadi penting,
karena berkaitan dengan identitas dan jati diri kota Bandung sendiri. Oleh karena itu
diperlukan sebuah usaha untuk menjaga bangunan-bangunan yang berharga tesrebut.,
yaitu dengan cara mengkonservasi bangunan-bangunan kolonial yang ada. Perawatan
merupakan salah satu bagian dari usaha konservasi. Oleh karena itu, perawatan pada
sebuah bangunan merupakan aspek yang penting guna menjaga keutuhan bangunan
dan memperpanjang usia bangunan.
Gereja dan kepercayaan Kristen sebagai salah satu warisan budaya yang
ditinggalkan oleh bangsa Eropa, yang juga menjadi bagian penting sejarah keKristenan
di kota Bandung, khususnya Kristen Protestan. GPIB Bethel sebagai gereja Protestan
pertama di kota Bandung danl termasuk dalam bangunan konservasi tingkat A. GPIB
Bethel memiliki gaya arsitektur yang sangat unik, yaitu percampuran dari gaya arsitektur
Art Deco, arsitektur gereja Romanesque, dan gaya arsitektur tropis. GPIB Bethel dapat
berdiri lebih dari 80 tahun dan tetap terlihat kokoh hinggá saat ini. Aspek perawatan
menjadi sangat menentukan dan penting dalam menjaga keutuhan dan memperpanjang
usia bangunan. Oleh karena itu, GPIB Bethel menjadi objek penelitian yang menarik
untuk ditelaah lebih lanjut.
Penelitian karya tulis ilmiah ini sendiri menggunakan metode analisis-deskriptif.
Penelitian dilakukan dengan menganalisa konsep konservasi yang kemudian dikaitkan
dengan aspek perawatan bangunan. Pengamatan dilakukan pada elemen-elemen khas
pada gaya arsitektur yang dimiliki GPIB Bethel, yaitu atap tajug, menara lonceng, vault,
entrance utama, kolom, ornamen, dinding, dan bukaan. Elemen-elemen tersebut akan
dianalisa dengan pendekatan prinsip-prinsip konservasi bangunan dan perawatan
bangunan konservasi sesuai batasan-batasan yang berlaku pada bangunan konservasi
tingkat A.
Berdasarkan observasi lapangan, GPIB Bethel secara umum masih terlihat
kokoh dan masih mampu untuk mewadahi kegiatan penggunanya. GPIB Bethel dapat
tetap bertahan selama lebih dari 80 tahun karena sistem perawatan yang baik. Namun
apabila diteliti dengan lebih seksama, maka akan didapatkan beberapa kekurangan
minor pada GPIB Bethel, baik dari sistem koordinasi perawatan maupun teknik
perawatan yang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kedalaman pengetahuan
pelaksana terhadap prinsip-prinsip konservasi, kurangnya tenaga ahli yang dibutuhkan,
dan keterbatasan biaya yang dimiliki oleh pihak GPIB Bethel. Dengan adanya
pengetahuan yang lebih mendalam diharapkan dapat membawa kegiatan perawatan
GPIB Bethel pada jalur konservasi yang benar.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18040 | DIG - FTA | Skripsi | ARS HOE p/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain