Computer File
Makna arsitektural Gereja Katedral Santo Petrus Bandung
Setiap bentuk arsitektur terdapat makna. Makna tersebut berupa makna yang sifatnya representatif (makna tingkat I) dan makna yang lebih mendalam yang mengarah pada isinya (makna tingkat II). Makna tingkat II ini sukar untuk dipahami oleh masyarakat sehingga membutuhkan pencarian melalui teori semiotik. Katedral Santo Petrus dipilih sebagai obyek studi, karena merupakan salah satu Grand Architecture di Kota Bandung yang sarat akan makna tingkat II.
Semiotika merupakan ilmu pemaknaan lewat kesadaran akan keberadaan tanda di dalam suatu obyek, dalam hal ini obyek arsitektur. Mengurai obyek arsitektur lewat kacamata semiotika berarti juga mentransformasikannya menjadi “kerajaan” tanda. Melalu semiotika, pengenalan akan tanda pada karya arsitektur menjadi jelas. Apa yang ingin disampaikan perancang, dapat dimengerti melalui berbagai studi yang menyangkut obyek arsitektur tertentu.
Katedral Santo Petrus Bandung merupakan wahana tanda untuk mewadahi makna yang diangkat dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan Gereja. Konsili Vatikan II menjadi acuan dasar dalam makna ajarannya. Makna ajaran ini yang menjadi acuan dalam mencari makna identitas. Sedangkan sakralitas menjadi acuan dalam menciptakan karya arsitektur gereja sebagai suatu tempat ibadah.
Melalui penelitian ini, dapat disimpulkan Katedral Santo Petrus Bandung memiliki satu makna utama yang merupakan pesan dari perancangnya melalui analisis mengenai makna sakral, makna ajaran dan makna identitas.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18048 | DIG - FTA | Skripsi | ARS MOR m/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain