Computer File
Pengaruh pergerakan udara terhadap kenyamanan termal ruang kelas di SMA Trinitas Bandung
Pada era globalisasi saat ini, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia. Kurangnya sarana pendidikan akan mengakibatkan turunnya kualitas sumber
daya manusia sebuah bangsa. Sarana pendidikan seperti sekolah menjadi salah satu
kunci utama dalam pembentukan sumber daya manusia seutuhnya. Oleh karena itu
perencanaan pembangunan sebuah sekolah harus cermat dan mempertimbangkan
banyak hal. Beberapa diantaranya adalah potensi fisik dan potensi sosial budaya. Potensi
fisik adalah pertimbangan akan bahan bangunan, kondisi geologis dan iklim setempat.
Sedangkan, potensi sosial budaya terdiri atas arsitektur lokal dan cara hidup (Dinas
Kimpraswil, 2002).
Sekolah membutuhkan kenyamanan yang baik untuk menunjang keberhasilan
pada proses belajar mengajar dalam ruang kelas. Ruang kelas merupakan ruang utama
yang membutuhkan kenyamanan dan pergerakan udara yang baik karena didalamnya
banyak terjadi aktivitas. Oleh sebab itu, objek ruang kelas yang dipilih sebagai prioritas
dalam penelitian. Objek studi yang dipilih adalah SMA Trinitas, Bandung.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk bangunan terhadap
pergerakan udara dan kenyamanan termal pada bangunan, terutama pada ruang kelas
dan dikaitkan dengan standar kenyamanan termal pada ruang kelas. Penelitian tentang
pengaruh pergerakan udara terhadap kenyamanan termal dianalisa mengenai posisi
bukaan (inlet-outlet), orientasi bangunan, dan posisi ketinggian lantai ruang kelas.
Metode penelitian diawali dengan pengamatan dan pengukuran langsung yang
dilakukan untuk mengetahui sumber dan kecepatan angin pada bangunan yang
ditentukan sebagai objek penelitian, dan melakukan wawancara serta membagikan
kuesioner kepada siswa yang menggunakan ruang kelas tersebut, untuk melakukan
analisa yang berhubungan dengan aspek kualitatif kenyamanan.
Berdasarkan hasil pemetaan dan pengamatan pada bangunan ini, dapat dilihat
bahwa sumber pergerakan udara mayoritas berasal dari arat barat dan timur, terutama
dari ruang terbuka di area susteran. Dari hasil penelitian, orientasi timur dapat dikatakan
lebih nyaman dibandingkan dengan orientasi lainnya dan orientasi barat bermasalah
dalam hal kenyamanan termal bagi penggunanya. Sedangkan orientasi utara-selatan
tidak memiliki masalah yang serius, kecuali pada kelas-kelas yang berada di sudut. Oleh
karena itu, diperlukan solusi desain untuk memecahkan masalah ini, agar kenyamanan
termal dan pergerakan udara dapat dicapai dengan optimal. Posisi ruang kelas pada
lantai 1 di orientasi utara dan timur lebih nyaman dibandingkan lantai 2, sedangkan pada
orientasi barat dan selatan lebih nyaman belajar di lantai 2.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18051 | DIG - FTA | Skripsi | ARS MIR p/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain