Computer File
Konservasi arsitektur bangunan (objek) Cagar Budaya Di wilayah DKI Jakarta : objek studi Museum Tekstil Jl. K.S. Tubun No.4, Petamburan, Jakarta Barat
Museum Tekstil, merupakan salah satu bangunan (objek) cagar budaya yang ada di wilayah DKI Jakarta dan termasuk ke dalam salah satu bangunan bersejarah yang dilestarikan (dilindungi) oleh pemerintah. Bangunan yang didirikan awal tahun 1900 ini merupakan bangunan rumah tinggal yang beberapa kali mengalami pergantian kepemilikan dan fungsi dan pada akhirnya pada tahun 1975 oleh pemerintah setempat dijadikan sebuah museum yang mengkoleksi, merawat, dan memamerkan koleksi kain tradisional (khususnya kain batik) nusantara. Adapun fasilitas menarik lain yang disajikan museum ini dan dinilai berbeda dengan fasilitas museum lain adalah adanya kegiatan workshop membatik. Selain dari segi fasilitas, museum ini memiliki nilai keindahan / estetika arsitektur bangunan yang merupakan perpaduan gaya arsitektur periode kolonial Indische Style dengan perpaduan budaya lokal daerah Betawi dan sentuhan Islam yang religius. Dilihat dari kondisi fisik Museum Tekstil yang ada saat ini, museum ini masih terlihat kokoh berdiri dan dapat mempertahankan nilai keaslian dan kelengkapan elemen – elemen bangunannya. Selain sebagai tempat eksebisi (pameran) dan workshop, Museum Testil merupakan tempat perkumpulan para pencinta batik nusantara yang tergabung dalam sebuah himpunan yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Bapak Ali Sadikin, yaitu Himpunan Wastaprema. Kegiatan yang dilakukan oleh perkumpulan ini diantaranya adalah melakukan workshop dan seminar mengenai dunia tekstil di Indonesia, melakukan kegiatan pagelaran busana tradisional, dan lain sebagainya. Dengan demikian Museum Tekstil dinilai memiliki begitu banyak potensi, baik yang dilihat dari segi fisik (arsitektur) bangunan hingga fungsinya sebagai museum sekaligus tempat perkumpulan pencinta batik nusantara. Potensi – potensi yang ada dinilai masih kurang tampil secara maksimal karena adanya permasalahan (faktor) eksternal yang membuat citra kawasan sekitar bangunan menjadi kurang layak disebut sebuah bangunan (objek) cagar budaya yang dilestarikan (dilindungi) oleh pemerintah. Adapun permasalahan yang dimaksud adalah banyaknya pedagang liar (PKL) yang berjualan di area depan dan sekitar trotoar jalan sekitar museum, serta padatnya lalu – lintas Jalan Petamburan akibat adanya keramaian kegiatan jual – beli di Pasar Tanah Abang. Fenomena tersebut pada akhirnya mendasari diangkatnya Museum Tekstil sebagai objek penelitian karya ilmiah yang menarik untuk dianalisa. Analisa penelitian akan berupa kajian evaluatif nilai – nilai positif dan negatif yang dimiliki oleh Museum Tekstil. Adapun substansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data – data hasil survey lapangan (foto dan wawancara), serta kajian hasil studi literatur yang sesuai dengan bahasan konservasi bangunan cagar budaya. Diharapkan melalui pembahasan dan solusi yang ada pada karya ilmiah ini, pemerintah dan masyarakat setempat dapat lebih menghargai dan bertanggung jawab terhadap bangunan (objek) cagar budaya yang bernilai historis dan berfungsi sebagai objek edukasi (bernilai ilmu pengetahuan).
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18062 | DIG - FTA | Skripsi | ARS LUT k/09 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain