Computer File
Model rancangan arsitektur Y.B. Mangunwijaya pada Bentara Budaya Jakarta dan Gereja Salib Suci
Dewasa ini, pengaruh globalisasi di segala bidang semakin terasa, tak luput pula
pada bidang arsitektur sehingga banyak karya yang kehilangan identitas. Padahal identitas
dan keotentikan sangat penting karena karya arsitektur merupakan cerminan masyarakat,
waktu, dan tempat ia berada. Pada kenyataannya, terdapat sekian banyak aspek disain
yang dapat membentuk identitas suatu karya arsitektur, diantaranya karakter geometri
bentuk. Perbendaharaan geometri pun sangat kaya dan dapat diterapkan pada karya
arsitektur secara keseluruhan hingga detil. Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, Pr., merupakan
salah seorang arsitek Indonesia yang memiliki visi arsitektur unik, sehingga mampu
melahirkan olahan disain arsitektur yang berkarakter dan otentik, serta tidak terpengaruh
arus besar arsitektur modern Barat dan tetap mempertahankan identitas arsitekturnya.
Kekhasan dan keotentikan model rancangan Y.B. Mangunwijaya terutama dalam geometri
bentuknya, menarik untuk diteliti karena kehadiran karya arsitektur Beliau merupakan salah
satu jawaban bagi fenomena tersebut.
Suatu model rancangan terbentuk dari olahan tiga dimensi yaitu secara keseluruhan
hingga pada tiap aspek rancangan, maupun dua dimensi yaitu pada elemen-elemen bidang
pembentuk ruang. Semua olahan tersebut memiliki artikulasi geometri. Keputusan bentuk
geometri yang diterapkan pada tiap olahan dapat dipilih dari tiga jenis kategori bentuk, dan
ditata di atas lahan geometri yang beraneka ragam. Untuk membaca bentuk geometri pada
suatu disain arsitektur yang sudah ada, dilakukan dengan bantuan teori persepsi Gestalt.
Penelitian dilakukan dengan mengamati dan mendokumentasikan dua buah karya
Y.B. Mangunwijaya yaitu Bentara Budaya Jakarta dan Gereja Salib Suci. Pembedahan yang
dititikberatkan pada analisa geometri dilakukan terhadap olahan tiga dimensi, yang ditinjau
secara keseluruhan hingga aspek-aspek utama disain; dan terhadap olahan dua dimensi
pada elemen bidang yang mendapat sentuhan disain geometri. Hasil analisa kedua karya
dibandingkan tiap aspek dan ditarik karakteristiknya.
Dalam olahan tiga dimensi, Y. B. Mangunwijaya memilih bentuk geometri sederhana,
relatif persegi. Lahan geometri relatif berupa grid 90 derajat dengan variasi bentuk yang
diperoleh dari lahan polimodular. Bentuk-bentuk variasi geometri dimunculkan pada detil detil
arsitekturalnya. Dalam olahan dua dimensi diterapkan 'geometri inclusive'. Pemilihan
dan penerapan geometri bentuk pada disain sangat konsisten dan tegas, sehingga karya
arsitektur Beliau unik dan istimewa.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18137 | DIG - FTA | Skripsi | ARS STA m/10 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain