Computer File
Penyikapan bangunan tepi air pada kawasan penghubung : objek studi kawasan penghubung antara Jalan Pasar 16 Ilir dan Sungai Musi
Kota Palembang sebagai kota sungai yang sudah terkenal dari zaman dahulu hingga
sekarang, selalu menjadikan sungai Musi sebagai titik berangkat dalam berbagai faktor yang
menyangkut kepentingan kotanya sendiri. Sektor perekonomian, pariwisata, hingga perkembangan
kota selalu berawal dari Sungai Musi.
Kota Palembang dalam perkembangannya hingga sekarang lebih ke arah darat sehingga
perkembangan ke arah sungainya menjadi sangat berkurang. Hal tersebut terlihat dari pembangunan
Jembatan Ampera pada tahun 1972 yang menegaskan bahwa tidak perlu lagi adanya transportasi air
untuk menyeberangi Sungai Musi dari hulu ke hilir atau sebaliknya.
Dampak perkembangan yang lebih ke arah darat ini juga berpengaruh langsung pada
kawasan penghubung antara Jalan Pasar 16 llir dan Sungai Musi yang diwakili oleh jalan-jalan
penghubungnya. Perkembangan infrastruktur kota seperti jalan dan bangunan-bangunan terjadi
dengan sangat menganak-tirikan arsitektur asli tepian air yang dari dulu hingga sekarang telah
menjadi ciri khas Kota Palembang.
Penyikapan bangunan ke jalur darat dan air pada jalan-jalan penghubung antara Jalan Pasar
16 llir dan Sungai Musi ini cukup beragam yang terlahir dari berbagai kebutuhan akan sarana yang
menampung aktivitas perdagangan maupun bermukim. Timbulnya varian-varian penyikapan tersebut
semata-mata karena kuatnya pengaruh budaya air dan berkembangnya wilayah darat pada jalan jalan
tersebut. Penyikapan bangunan langsung ke ruang jalan-jalan penghubung dan Sungai Musi
diwakilkan oleh arah hadap dan aksesibiltas bangunan - bangunan tepi air.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18298 | DIG - FTA | Skripsi | ARS LIN p/10 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain