Computer File
Desain pencahayaan buatan dalam penciptaan suasana pada ruang pamer Museum Konferensi Asia Afrika Bandung
Cahaya dan arsitektur adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Pengalaman ruang terbentuk karena adanya persepsi visual dari cahaya. Museum
sebagai tempat pamer objek bernilai sejarah membutuhkan pencahayaan yang baik
sehingga persepsi visual dan pengalaman ruang yang diterima baik.
Museum Konferensi Asia Afrika merupakan ruang pamer dokumentasi
Konferensi Asia Afrika yang terletak di Bandung. Ruang pamer utama pada museum ini
sudah cukup menarik baik pada penataan objek maupun tata cahayanya. Sedangkan
pencahayaan pada ruang pamer berkala dan sirkulasi belum mendapat perhatian khusus.
Penelitian ini dilakukan dengan dua metode yaitu kuantitatif dan kuantatif dengan
tahapan pengumpulan data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Data secara
kuantitatif berupa hasil pengukuran tingkat pencahayaan pada titik ukur. Sedangkan data
kualitatif berupa hasil pengamatan lapangan, wawancara dan kuisioner.
Analisis dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kuantitas dan kualitas. Analisis
kuantitas membandingkan antara hasil pengukuran dengan standar yang ada. Analisis
kualitas menjelaskan persepsi visual yang diterima sesuai hasil pengamatan dan
dilengkapi dengan kuesioner sebagai parameter secara umum.
Pada akhir penelitian ini didapat beberapa kesimpulan. Pencahayaan pada ruang
pamer Museum Konferensi Asia Afrika sebagian besar masih belum sesuai dengan
standar. Pengalaman ruang yang diinginkan masih belum tercapai secara visual karena
beberapa faktor. Damage factor merupakan aspek yang perlu mendapat perhatian
karena objek pamer pada museum memiliki nifai sejarah yang tidak dapat digantikan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18395 | DIG - FTA | Skripsi | ARS-TM 1WIN d/10 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain