Computer File
Elemen-elemen arsitektur Nieuwe Bouwen-Wolff Schoemaker pada bangunan gedung sekolah SMAN 3 dan 5 Bandung
Penataan dan pembangunan Kola Bandung pada zaman kependudukan Belanda awal abad ke-19 berkembang pesat khususnya pada bidang pengajaran dan pendidikan. Pembangunan ini melibatkan arsitek-arsitek Hindia-Belanda, salah satunya yaitu C. P. Wolff Schoemaker yang dalam rancangannya berusaha memasukkan unsur-unsur lokal namun tetap bertitik berangkat dari semangat modernisasi Barat.
Bentuk arsitektur kolonial Belanda di Indonesia khususnya di Kota Bandung, setelah tahun 1900 merupakan bentuk yang spesifik. Bertolak dari arsitektur kolonial yang disesuaikan dengan kondisi tropis basah dan lingkungan budaya Indonesia. Hasil keseluruhan dari arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia tersebut adalah suatu bentuk khas yang berlainan dengan arsitektur modern yang ada di Belanda sendiri.
Hoogere Burgerschool yang kini bernama SMAN 3 dan 5 Bandung merupakan bangunan gedung sekolah karya C. P. Wolff Schoemaker yang dibangun pada era Kolonialisasi Belanda di Indonesia pada tahun 1916, namun citra dan karakteristiknya masih bertahan hingga saat ini baik dari segi arsitekturnya maupun dari aspek fungsinya. Gedung sekolah sebagai karya arsitektur tidak hanya memiliki peran sebagai tempat belajar secara formal namun juga sebagai sarana infrastuktur kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun peradabannya.
Bentukan arsitektur sebagai wujud seni dan budaya pada bangunan gedung sekolah ini terletak pada konsep peletakan massa pada tapak, tata ruang, elemen fisik pelingkup bangunan yang berupa kepala-badan-kaki bangunan, serta ornamen dan ragam hiasnya. Bentukan arsitektur pada bangunan ini merupakan bentukan arsitektur Kolonial Belanda modern yang sudah mulai memasukkan unsur budaya dan iklim lokal dalam rancangannya.
Niuewe Bouwen sebagai langgam arsitektur yang paling banyak berpengaruh pada bangunan gedung sekolah ini merupakan karya arsitektur fungsionalis yang diusung oleh Schoemaker untuk mencerminkan ekspresi formal, kokoh dan tertib, yang menjadi sebuah citra sebuah institusi pendidikan. Ekspresi ini ditunjukkan pada detail-detail bangunan sebagai suatu bentuk deskripsi estetis bangunan sehingga selain dapat mengakomodasi kebutuhan fungsinya namun juga mengekspresikan nilai-nilai makna budaya yang terkandung pada setiap detailnya. Budaya pada bangunan ini tidak hanya dipengaruhi oleh budaya Kolonial saja, namun sudah ada kaitan dengan budaya setempat seperti budaya Jawa dan Cina.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp18456 | DIG - FTA | Skripsi | ARS-STEFA 1 ARY e/11 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain