Computer File
Perancangan ulang tata letak supermarket dengan mempertimbangkan kebiasaan belanja konsumen
Persaingan dalam dunia bisnis tidak hanya terjadi di industri manufaktur saja, tetapi juga terjadi dalam bisnis supermarket (retail). Pada beberapa tahun belakangan ini terlihat banyak sekali bisnis supermarket yang didirikan, baik itu menggunakan nama baru, ataupun merupakan cabang dari supennarket yang telah ada seperti supermarket X yang menjadi objek penelitian. Dengan semakin banyaknya bisnis supermarket yang didirikan, maka akan terjadi persaingan yang semakin ketat dalam mendapatkan konsumen baru ataupun juga dalam mempertahankan konsumen lama yang telah menjadi pelanggan.
Keuntungan besar yang ingin dicapai perusahaan didapat dari banyaknya konsumen yang datang dan berbelanja di supermarket tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu diketahui kebiasaan konsumen dalam berbelanja di supennarket tersebut. Ada beberapa konsumen yang menginginkan perolehan barang dalam waktu singkat dengan langsung mencari barang yang mereka butuhkan ada juga konsumen yang lebih nyaman dalam berbelanja dengan mengelilingi seluruh rak yang tersedia.
Sebagai langkah antisipasi terhadap kebiasaan konsumen dan untuk kepuasan konsumen itu sendiri, maka diperlukan suatu upaya untuk menata ulang tata letak produk pada suatu supermarket. Hal ini dilakukan tentunya dengan mempertimbangkan kebiasaan belanja konsumen yang ditunjukkan dengan memperhatikan seberapa sering seorang konsumen membeli suatu produk.
Pengelompokan produk sangat diperlukan dalam mengatur ulang tata letak produk di supermarket tersebut. Analisis faktor adalah salah satu alat statistik yang dapat mengelompokkan produk berdasarkan suatu nilai korelasi antar produk yang sering dibeli. Dengan pengelompokan tersebut dapat dilakukan pengaturan ulang tata letak produk dengan metode CORELAP.
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa sebagian besar konsumen yang berbelanja di supermarket ini adalah wanita dan juga sebagian besar konsumen memiliki status belum berkeluarga. Selain itu konsumen wanita dan konsumen yang berstatus belum berkeluarga ini memiliki kebiasaan berbelanja dengan mengelilingi seluruh rak yang ada. Dari hasil pengolaban analisis faktor, seluruh produk yang ada dapat dikelompokkan menjadi 14 kelompok berdasarkan tingkat keseringan dalam pembelian produk tersebut. Setelah diperoleh pengelompokan produk dan data-data konsumen selanjutnya akan dirancang tata letak produk usulan yaitu untuk kelompok produk yang sering dibeli konsumen akan saling dijauhkan dan untuk produk yang jarang dibeli akan didekatkan kecuali untuk produk makanan dan produk kimiawi akan tetap saling dijauhkan.
Perancangan tata letak ini juga disesuaikan dengan keadaan supermarket sekarang ini. Dengan hasil layout usulan ini maka konsumen akan 'dipaksa' untuk mengelilingi seluruh rak yang ada sebingga konsumen memiliki kemungkinan untuk membeli produk yang belum direncanakan sebelumnya. Hal ini tentunya dapat membantu pihak supermarket dalam memperoleh profit yang lebih banyak lagi dari konsumen.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp19568 | DIG - FTI | Skripsi | TI YUW p/05 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain