Computer File
Penerapan algoritma simulated annealing untuk membentuk sel manufaktur yang memperhatikan kendala urutan proses dan demand tiap komponen
Dewasa ini, persaingan di bidang industri semakin ketat sehingga untuk
dapat bertahan, perusahaan harus mampu merespon dengan baik setiap
permintaan pasar. Aktivitas produksi merupakan salah satu mekanisme intemal yang harus dibangun perusahaan dengan baik agar kinerjanya menjadi lebih efektif dan efisien. Pencapaian tujuan aktivitas tersebut perlu didukung oleh perencanaan fasilitas perusahaan yang tepat, salah satunya adalah layout design. Group technology (GT) layout mengambil keunggulan dari product dan process layout seh,ingga dapat mengakomodasi variasi produk yang tinggi dengan volume produksi yang tinggi pula. Langkah awal aplikasi konsep GT dalam manufaktur adalah cell formation. Pada kondisi nyata, cell formation tidak selalu menghasilkan sel manufaktur yang benar-benar independen sehingga seringkali part harus berpindah antar cell untuk diproses pada cell yang berbeda. Dalam hal ini, urutan proses operasi perlu diperhatikan pada cell formation untuk mengurangi frekuensi intercellular transfer. Demand (jumlah transfer batch) juga menjadi kendala dimana intercellular transfer harus diusahakan terjadi pada part dengan
demand yang lebih kecil untuk mengurangi biaya material handling. Oleh karena itu, dilakukanlah penelitian mengenai pembentukan sel manufaktur yang memperhatikan kendala urutan proses dan demand liap komponen. Pada penelitian ini, diterapkan algoritma simulated annealing (SA) untuk membentuk sel manufaktur yang memperhatikan kedua kendala tersebut dalam mengurangi frekuensi intercellular transfer. Ukuran performansi yang digunakan sebagai fungsi objektifnya adalah actual proportion of intercellular operations (APIO). Model cell formation yang dikembangkan kemudian dibuat dalam bentuk soffware Dion Cell FormationlJntuk diuji coba pada 3 buah kasus, dimana kasus 1 dan 2 menggunakan data hipotetik, sedangkan kasus 3 menggunakan data dari PT. INKABA. Selain itu, dilakukan perbandingan performansi model tersebut dengan metode Rank OrrJer Clustering (ROC) dan Direct Clustering Algorithm (DCA) untuk kasus 1 menggunakan APIO dan grouping efficiency (GE). Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa performansi model Dion Cell Formation lebih baik dibandingkan dengan metode ROC dan DCA pada kasus 1. Selain itu, uji coba model pada ketiga kasus tersebut menghasilkan nilai APIO masing-masing sebesar 0.481, 0.560, dan 0.504 dengan jumlah cell (R) = 3. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa nilai parameter R mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap solusi akhir yang dihasilkan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp19736 | DIG - FTI | Skripsi | TI JEF p/05 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain