Computer File
Penerapan metode DMAIC six sigma dalam menurunkan persentase cacat ring piston tipe 4 JA1 jenis 2nd pada proses habanakashi di mesin besly
Memasuki era globalisasi, persaingan dalam dunia industri semakin ketal. Setiap perusahaan berlomba-Iomba untuk menghasilkan yang terbaik guna merebut pangsa pasar dan mempertahankan eksistensinya. Untuk merebut pangsa pasar, kepuasan konsumen menjadi prioritas utama yang harus dicapai perusahaan. Berbicara mengenai kepuasan konsumen, maka erat kaitannya dengan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen dalam mengkonsumsi berbagai jenis produk dan jasa. Perusahaan harus memiliki keunggulan dalam persaingan yang serius terhadap kualitas produk yang dihasilkan, agar produk mereka dapat bersaing dan memilki keunggulan yang kompetitif. Industri otomotif saat ini sedang berkembang pesal. Perkembangan industri otomotif didukung oleh meningkatnya minat konsumen akan dunia otomotif. Dengan berkembangnya industri otomotif, maka industri yang bergerak dalam pembuatan komponen otomotif juga akan turut berkembang. Industri pembuatan ring piston merupakan pendukung industri otomotif yang memegang peranan penting. Dengan meningkatnya minat konsumen akan dunia otomotif, maka permintaan konsumen akan komponen otomotif seperti ring piston juga akan meningkal. Hal inilah yang mendorong munculnya industri-industri yang bergerak dalam pembuatan komponen otomotif khususnya dalam pembuatan ring piston untuk kendaraan bermotor. PT. Baninusa Indonesia (PT. BN) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi produk ring piston. PT. BN sering menerima order produk ring piston tipe 4JA1 jenis 2nd ring. Produk ini merupakan produk yang rutin diproduksi setiap bulannya karena memiliki pola permintaan yang cenderung konstan dan memiliki tingkat permintaan yang cukup tinggi dibandingkan jenis dan tipe ring piston yang lain. Berdasarkan data perusahaan selama 1 tahun terakhir, rata-rata
persentase cacat yang terjadi adalah 20.65%. Persentase cacat yang terjadi selama 1 tahun terakhir ini dirasa masih terlalu tinggi oleh perusahaan. Untuk itu diupayakan penurunan persentase cacat dengan menggunakan metode DMAIC six sigma. Pelaksanaan program six sigma diawali dengan menidentifikasi keadaan perusahaan, penetapan tujuan perbaikan, pendefinisian proses produksi, dan karakteristik kualitas kritis (CTQ). Dari CTQ yang ada dapat diketahui kinerja proses produksi PT. BN saat ini. Dari CTQ, dapat juga ditentukan prioritas
masalah untuk dilakukan perbaikan dengan menggunakan diagram pareto.
Setelah diketahui prioritas permasalahan, maka dilakukan penelusuran penyebab dan akar penyebab masalah dengan menggunakan fish bone diagram. Tindakan perbaikan dapat ditentukan berdasarkan prioritas masalah yang ada. Usulan tindakan perbaikan ditujukan terhadap akar-akar penyebab permasalahan. Tindakan perbaikan dipilih berdasarkan DPMO proses terbesar dan prioritas masalah. Tindakan perbaikan yang dipilih adalah menentukan parameter proses terbaik dengan menggunakan metode full factorial. Hasil penerapan parameter proses tersebut menunjukkan pengurangan yang signifikan terhadap proporsi cacat sebesar 2.682%.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp19801 | DIG - FTI | Skripsi | TI WIB p/05 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain