Computer File
Pengaruh perlakuan awal (pre-treatment) abu batubara dan waktu reaksi terhadap konversi dalam pembuatan natrium silikat
Silika (SiO2) yang merupakan komponen terbesar penyusun abu batubara sudah berada dalam keadaan aktif (amorf), jika direaksikan dengan natrium hidroksida pada kondisi tertentu dapat menghasilkan larutan natrium silikat. Dan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, beberapa perlakuan awal perlu dilakukan yaitu penghilangan zat- zat pengotor yang terdapat di dalam abu
sebelum direaksikan dengan larutan NaOH. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diamati pengaruh dari kehadiran karbon aktif dan zat-zat pengotor lainnya yang terdapat di dalam abu terhadap konversi produk yang dihasilkan. Hal ini dilakukan mengingat karbon aktif tersebut dapat berperan sebagai katalis maupun adsorben dalam reaksi pembentukan natrium silikat, sedangkan senyawa-senyawa
pengotor lainnya yang tidak diperlukan dalam reaksi justru dapat
mengganggu jalannya reaksi tersebut ; juga dapat mengurangi kemumian dari produk natrium silikat yang diperoleh.
Natrium silikat dapat diperoleh dengan cara mereaksikan abu batubara dengan pelarut natrium hidroksida ( NaOH ). Abu batubara yang digunakan pada penelitian ini merupakan hasil samping ( limbah ) yang diperoleh dari proses pembakaran batubara. Natrium hidroksida yang digunakan sebagai pelarut dibuat pada konsentrasi 7,5 M dan rasio umpan : pelarut yang digunakan adalah sebesar 1:5. Alat utama yang digunakan pada penelitian ini adalah sebuah reaktor batch yang dilengkapi dengan sebuah pemanas, yaitu hotplate dan sebuah pengaduk, yaitu magnetic stirrer. Pemanasan dilakukan pada temperatur didih sedangkan pengadukan dilakukan pada kecepatan 500 rpm.
Beberapa variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah perlakuan awal yang dilakukan terhadap umpan abu batubara, berupa pembakaran (total dan sebagian) untuk menghilangkan karbon aktif yang terdapat di dalam abu dan pencucian dengan larutan asam sulfat untuk menghilangkan zat- zat pengotor lainnya. Juga dilakukan variasi terhadap lamanya waktu reaksi, yaitu 60 menit dan 120 menit.
Dari hasil percobaan, dapat dilihat bahwa untuk meningkatkan konversi reaksi, maka umpan abu batubara perlu dilakukan pencucian dengan asam sulfat namun tidak perlu dilakukan pembakaran baik total maupun sebagian. Selain itu, waktu reaksi yang lebih lama juga akan memberikan hasil konversi yang lebih besar. Nilai konversi terbesar dicapai pada variasi percobaan umpan abu batubara
mengalami pencucian dengan asam sulfat namlln tanpa pembakaran dengan waktu reaksi 120 menit. Hal ini membuktikan bahwa zat- zat pengotor yang terdapat di dalam abu batubara memang dapat mengganggu jalannya reaksi ; serta karbon aktif yang terdapat di datam abu batubara memang dapat berperan sebagai katalis bagi reaksi pembentukan natrium silikat. Selain itu, karbon aktif ini juga dapat berperar. sebagai adsorben yang mampu mengadsorpsi warna pada kristal natrium silikat yang terbentuk. Hasil lainnya yang juga dapat diperoleh dari penelitian ini adalah tidak semua produk natrium silikat yang dihasilkan dari berbagai jenis variasi yang dilakukan mampu memenuhi kriteria sebagai produk natrium silikat
komersial yang biasa dijual di pasaran.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp21802 | DIG - FTI | Skripsi | TK CEC p/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain