Computer File
Optimasi proses detoksifikasi hidrolisat eceng gondok untuk pembuatan bioetanol
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum dalam
meminimalkan kandungan komponen toksik dalam eceng gondok agar perolehan
etanol di proses pembuatan bioetanol dapat seoptimal mungkin. Variasi metode
detoksifikasi dilakukan untuk mengetahui metode yang tepat dalam menghasilkan
kandungan etanol yang terbaik. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui
metode detoksifikasi hidrolisat lignoselulosik yang tepat untuk kemudian
difermentasikan.
Metode penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu percobaan
pendahuluan, percobaan utama, dan analisa. Percobaan pendahuluan dilakukan
untuk mengetahui kandungan awal komponen-komponen yang terkandung dalam
hidrolisat seperti gula-gula berkarbon lima dan enam, dan komponen toksik
(furfural). Percobaan utama sendiri dibagi menjadi proses hidrolisis dan proses
detoksifikasi. Proses hidrolis yang digunakan adalah hidrolisis dengan perlakuan
panas untuk mencegah adanya korosi pada peralatan dan mengurangi bahaya.
Proses hidrolisis dilakukan pada kondisi optimum yaitu pada temperatur 175°C,
perbandingan padatan terhadap pelarut adalah 1:20, dan waktu proses selama 3
jam. Proses detoksifikasi yang dilakukan adalah dengan metode perlakuan basa.
Proses detoksifikasi ini berguna untuk menghilangkan senyawa-senyawa inhibitor
yang dapat mengurangi perolehan etanol di proses selaJ1jutnya. Proses
detoksifikasi menggunakan variasi antara lain : variasi temperatur yaitu 27°C,
45°C, dan 60°C; variasi pH yaitu pH 10, pH 11, dan pH 11, serta waktu proses
selama 15 menit. Metode analisis menggunakan HPLC, untuk mengetahui
perubahan konsentrasi furfural dan gula-gula reduksi, sebelum dan sesudah proses
detoksifikasi.
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kondisi
optimum yang diperoleh untuk mendapatkan persentase penurunan furfural sekitar
69,5 % adalah dengan temperatur 60°C, pH 12, dan waktu proses selama 15
menit. Pada kondisi ini, komponen gula yang tereduksi hampir dapat dikatakan tidak ada, sehingga tidak akan mengurangi perolehan etanol di proses selanjutnya.
Di luar kondisi optimum ini, diperoleh kecenderungan bahwa pada pH dan
temperatur tinggi konsentrasi furfural cenderung berkurang, namun kandungan
gula yang berkurang juga cukup tinggi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp22011 | DIG - FTI | Skripsi | TK VAN o/10 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain