Computer File
Kajian perpindahan massa pada ekstraksi saponin biji teh menggunakan pelarut isopropanol 50%
Produksi tanaman teh di Indonesia yang berkembang setiap tahunnya tetap membuat tanaman teh belum dimanfaatkan semaksimal mungkin. Bagian tanaman teh yang memiliki kandungan potensial namun belum dimanfaatkan yaitu biji teh yang mengandung 26% saponin, 20-60% minyak dan 11% protein. Saponin merupakan salah satu komponen berharga yang terkandung dalam biji teh, yang telah dimanfaatkan sebagai insektisida untuk membasmi hama pada tambak udang dalam industri perikanan, bahan baku industri deterjen, shampoo, minuman bir, pembentuk busa pada pemadam kebakaran, dan dimanfaatkan pula sebagai pupuk organik. Untuk itu perlu diupayakan pemanfaatan biji teh sebagai salah satu sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan pengolahannya. Saponin biji teh diperoleh melalui ekstraksi pelarut. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari perpindahan massa yang terjadi selama proses ektraksi saponin biji teh menggunakan pelarut isopropanol 50%, serta mempelajari pengaruh beberapa variabel ekstraksi terhadap kualitas dan kuantitas saponin yang dihasilkan. Ekstraksi saponin biji teh dilakukan secara batch di dalam sebuah ekstraktor berkapasitas 2L. Ekstraktor ini dilengkapi dengan waterbath dan motor pengaduk. Variabel kondisi ekstraksi yang divariasikan yaitu: rasio umpan terhadap pelarut, temperatur, kecepatan pengadukan, dan ukuran bahan ekstraksi. Rasio umpan terhadap pelarut divariasikan 1:5, 1:12,5 dan 1:20. Temperatur divariasikan 25, 40 dan 60°C. Kecepatan pengadukan divariasikan 100, 150 dan 200 rpm. Ukuran bahan ekstraksi divariasikan -40+60, -60+80 dan -100+200 mesh. Respons yang dikaji dari variasi variabel-variabel tersebut yaitu koefisien perpindahan massa volumetrik, kadar produk saponin dan yield saponin. Produk saponin dilakukan analisis baik analisis kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif yang dilakukan meliputi : uji penunjuk saponin dan uji senyawa triterpenoid. Sedangkan analisis kuantitatif yang dilakukan meliputi : analisis kadar air, analisis angka busa, analisis kadar saponin dan analisis yield saponin. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peningkatan jumlah pelarut akan menyebabkan nilai kLa dan yield saponin meningkat namun kadar saponin menurun; peningkatan temperatur akan menyebabkan nilai kLa dan yield saponin meningkat namun kadar saponin menurun; peningkatan kecepatan pengadukan akan menyebabkan nilai kLa meningkat namun kadar dan yield saponin menurun; pengecilan ukuran biji teh akan menyebabkan nilai kLa meningkat namun kadar dan yield saponin menurun. Hasil penelitian ini memberikan yield saponin sebesar 79,71 - 97,29%; kadar pengotor 5,026 - 20,106%; kadar air 0,73 - 2,47%. Dari analisis dimensi diperoleh hubungan antara koefisien perpindahan massa volumetrik (kLa) dengan variabel - variabel yang mempengaruhinya yang dinyatakan dalam persamaan bilangan tak berdimensi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp22037 | DIG - FTI | Skripsi | TK YOS k/11 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain