Computer File
Faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah ke lahan non pertanian di Kabupaten Bandung periode 1985-1999
Lahan sawah merupakan bentuk penggunaan tanah yang strategis. Selain sebagai penyumbang terbesar dalam pemenuhan kebutuhan pangan, sawah juga merupakan "ladang" bagi sebagian besar petani dalam mencari nafkah, dan kedudukan sawah menjadi semakin penting karena merupakan media konservasi air dan tanah yang baik. Sejalan dengan cepatnya laju pembangunan, semakin banyak lahan sawah yang beralih fungsi ke penggunaan lainnya, baik untuk pemukiman, industri, sarana dan prasarana, pertanian lahan kering dan sebagainva. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari nilai land rent sawah yang memang lebih rendah bila dibandingkan dengan penggunaan yang lainnya.
Pada kondisi seperti ini muncul permasalahan yang cukup dilematis dari fungsi pemanfaatan lahan, yaitu dari satu sisi sangat dibutuhkan untuk memantapkan kebutuhan pangan penduduk, dan disisi lainnya tuntutan perkembangan industri, pemukiman dan fasilitas pembangunan yang tidak bisa dielakan. Baik teori yang dikemukakan Adam Smith maupun David Richardo, teori yang mendasari penelitian ini, mengungkapkan hal yang serupa, yaitu keterbatasan sumber daya lahan menjadi batas atas" dari pertumbuhan suatu perekonomian.
Penelitian ini memfokuskan pada pengaruh faktor-faktor jumlah kepadatan penduduk, jumlah industri, tingkat harga lahan, dan tingkat pertumbuhan ekonomi, yang diduga mendorong tejadinya konversi lahan pertanian ke non pertanian, khususnya sawah, di Kabupaten Bandung. Pembahasan dalam penelitian ini dibatasi pada alih fungsi lahan pertanian yang bersifat permanen.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ; 1) peningkatan secara kuantitaf jumlah industri di wilayah penelitian sebanyak masing-masing 1% di Kabupaten Bandung dapat mengakibatkan terjadinya konversi penggunaan lahan pertanian tetutama sawah menjadi lahan non-pertanian (kegiatan usaha) sebesar 0.1175624%, 2) setiap terjadi peningkatan harga lahan sebesar 1%, maka dalam setahun akan tejadi konversi (alih fungsi) lahan pertanian ke non pertanian sebesar 0.0514% lahan pertanian, dengan asumsi jika variabel lain dianggap tetap (konstan), 3) variabel. Kepadatan penduduk tidak signifikan dan tidak sesuai dengan teori, karena nilai koefisiennya positif. Hal tersebut terjadi karena ; a) intensitikasi perumahan yang dilakukan penduduk untuk mengatasi kebutuhan tempat tinggal, b) kebijaksanaan pemerintah daerah dalam membatasi proses konversi lahan, c) tingginya tingkat harga lahan, 4) variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak signifikan tetapi sesuai dengan teori. Hal tersebut disebabkan oleh ; a) tidak semua pendapatan masyarakat dipergunakan untuk membeli lahan, b) semakin meningkatnya harga lahan dari tahun ke tahun yang lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Walaupun variabel kepadatan penduduk dan pettumbuhan ekonomi ini tidak menunjukan pengaruhnya dalam kurun waktu 1985-1999, bila tidak diantisipasi di masa mendatang dengan usaha-usaha preventif, bukan tidak mungkin akan menjadi faktor utama yang memicu konversi sawah.
Hasil penelitian di atas hanya melihat dampak negatif yang ditimbulkan oleh konversi lahan sawah dan belum ditindak lanjuti dengan penelitian dampak positif yang diciptakan oleh lahan yang terkonversi Oleh karena itu belum dapat disimpulkan apakah konversi lahan sawah itu sesungguhnya menguntungkan atau merugikan bag; masyarakat di daerah tersebut secara ekonomi maupun finansial.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp367 | DIG - FE | Skripsi | SP ISK f/01 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain