Computer File
Pengaruh input dan kemajuan teknologi terhadap produksi semen di Indonesia periode 1980-1999 : aplikasi fungsi produksi translog
Industri Semen merupakan salah satu industri manufaktur di Indonesia yang sedang dikembangkan. Alasan pengembangan industri semen antara lain karena lokasi pabrik-pabriknya terpencar di beberapa propinsi sehingga memudahkan masyarakat di seluruh tanah air untuk mencukupi kebutuhannya akan semen. Disamping itu juga semen merupakan komoditas yang cukup prospektif, karena selain merupakan komoditas yang berskala besar juga keberadaannya sangat penting bagi kelangsungan proyek pembangunan khususnya dalam sektor konstruksi.
Sejalan dengan semakin meningkatnya aktivitas pembangunan, permintaan semen pun ikut mengalami peningkatan yang cukup besar. Namun peningkatannya tidak diimbangi dengan jumlah produksi yang mencukupi, sehingga menyebabkan terjadinya kelangkaan pasok semen di dalam negeri. Menurut Pande Radja Silalahi untuk memenuhi permintaan semen yang terus meningkat maka produksi nasional harus terus ditingkatkan. Oleh karena itu penults tertarik untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi produksi semen di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan model fungsi produksi translog untuk mengetahui elastisitas output terhadap masing-masing input, elastisitas substitusi antar input dan intensitas pemakaian faktor produksi, serfs perkembangan teknologi yang digunakan industri semen. Penelitian ini menggunakan data nilai tambah, modal yang berupa mesin dan jumlah tenaga kerja subsektor industri semen Indonesia pada tahun 1980-1999 dari data statistik industri besar dan sedang hasil survey Badan Pusat Statistik.
Berdasarkan hasil estimasi ditemukan bahwa elastisitas parsial output terhadap modal untuk tahun 1980-1999 bernilai positif. Sedangkan elastisitas parsial output terhadap tenaga kerja bemilai negatif untuk tahun 1980-1985 dan untuk tahun-tahun selanjutnya bernilai positif dengan kecenderungan peningkatan yang cukup tinggi. Elastisitas substitusi antar input menunjukkan bahwa sulit sekali dilakukannya substitusi antar input modal dengan tenaga kerja. Estimasi intensitas pemakaian faktor produksi menunjukkan bahwa proses produksi dalam industri semen cenderung bersifat padat modal. Teknologi yang digunakan berpengaruh positif terhadap output walaupun hingga tahun 1986 tingkat teknologi masih berfluktuatif, namun untuk tahun selanjutnya tingkat teknologi cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun kecuali untuk tahun 1998. Hal ini disebabkan oleh terjadinya krisis ekonomi, sehingga efisiensi perusahaan menjadi turun.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp466 | DIG - FE | Skripsi | SP RAT p/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain