Computer File
Pengaruh elastisitas harga kayu lapis Indonesia sebagai salah satu ukuran daya saing pada permintaan ekspor di pasar Jepang dan Amerika Serikat
Dalam perkembangan ekspor non migas Indonesia. komoditi kayu lapis memiliki
peran penling sebagai salah satu penghasil devisa terbesar karena Indonesia mempunyai
keunggulan komparatif terutama pada faktor bahan baku, sehingga menjadikan Indonesia
sebagai salah satu negara pengekspor kayu lapis terbesar di dunia.
Situasi pasar internasional kayu lapis saal ini ditandai dengan persaingan yang
ketat antara negara produsen dalam mengekspor kayu lapis. Persaingan tersebut
melibatkan Indonesia, Malaysia, dan Negara Lain (Brazil, Finlandia, Kanada, dan Papua
Nugini), Negara pengimpor kayu lapis terdiri atas Jepang dan Amerika Serikat. Oleh karena
itu studi ini bermaksud untuk mengetahui seberapa besar daya saing ekspor kayu lapis
Indonesia di pasar Jepang dan Amerika Serikat baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang dari tahun 1985-1999.
Penelitian ini menggunakan Pendekatan Pangsa Pasar (Markel Share Approach).
dengan menggunakan Partial Adjustment Model (PAM) atau Adaptive Expectation Model
(AEM) sebagai melode analisis. Daya saing dicerminkan oleh tingkat respon pangsa pasar
terhadap perubahan harga (elastisilas). Elastisitas tersebut dibedakan atas jangka pendek
dan jangka panjang.
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa di pasar Jepang nilai elastisitas pangsa
pasar Indonesia dan Negara Lain masing-masing adalah -0.55 dan -0,39 dalam jangka
pendek serta -1.71 dan -0.43 dalam jangka panjang, Ini berarti kayu lapis Indonesia
memiliki daya saing yang tinggi di pasar Jepang baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Untuk pasar Malaysia pendugaan persamaan mengalami kesulitan karena
Malaysia tidak mengekspor ke Jepang pada tahun 1984-1986. Di pasar Amerika Serikat
nilai elaslisitas pangsa pasar Indonesia. Malaysia dan Negara Lain masing-masing adalah
-0,51, -0.26 dan -0,59 dalam jangka pendek serta -0,84, -0,59 dan -0,74 dalam jangka
panjang. Ini berarti Indonesia bersaing ketat dengan kayu lapis Negara Lain dalam jangka
pendek. namun dalam jangka panjang kayu lapis Indonesia mempunyai daya saing yang
tinggi dibandingkan Negara Lain maupun Malaysia. Agar ekspor komoditi kayu lapis
Indonesia tetap dapat berkompetisi di pasar internasional, maka perindustrian kayu lapis
harus dapat meningkatkan kualitas produksi kayu lapis dan menjaga kelestarian hutan
karena hutan merupakan penghasil bahan baku kayu bulat atau kayu gelondongan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp491 | DIG - FE | Skripsi | E.PEMB TAM p/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain