Computer File
Faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan intra industri antara Indonesia dengan beberapa negara ASEAN periode 1996-2001
Keputusan untuk membentuk kawasan perdagangan bebas ASEAN diharapkan
dapat mempertahankan kelangsungan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan kerjasama perdagangan intra ASEAN bagi negara anggotanya. Dalam
rangka menghadapi AFTA diharapkan Indonesia siap menghadapi persaingan dengan
negara-negara lain yang tergabung dalam ASEAN, khususnya bagi produk-produk
manufaktur (SITC 1-8) seperti minuman (alkohol dan non-alkohol), obat-obatan, barang
dari kulit, bahan kimia, tekstil, alat listrik, perabot rumah/mebel, bahan pendukung
pakaian, alas kaki, dan perabot dari plastik Kesepuluh produk tersebut merupakan
produk-produk manufaktur yang memiliki biaya produksi yang relatif rendah.
Dalam kenyataannya antara tahun 1996-2001 telah terjadi penurunan nilai
indeks Perdagangan Intra Industri antara Indonesia dengan negara ASEAN lainnya,
sementara kesepuluh produk manufaktur tersebut merupakan produk ekspor andalan
Indonesia yang dianggap mampu bersaing dengan produk negara ASEAN lainnya.
Greenaway (1989) mengemukakan bahwa negara-negara dalam suatu kawasan
regional tertentu yang memiliki faktor sumber daya yang hampir sama, pendapatan
perkapita yang hampir sama serta memiliki struktur permintaan yang hampir sama
pula, dapat dijadikan suatu lingkungan yang menguntungkan bagi hadirnya
Perdagangan Intra Industri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perbedaan
pendapatan perkapita kedua negara, perbedaan rasio modal terhadap tenaga kerja
kedua negara, perbedaan rasio investasi langsung luar negeri terhadap investasi dalam
negeri kedua negara dan jarak antara ibukota dua negara terhadap Perdagangan Intra
Industri untuk komoditi manufaktur diatas antara Indonesia dengan negara ASEAN
lainnya periode 1996-2001.
Dari hasil regresi didapatkan bahwa variabel yang mempengaruhi indeks
Perdagangan Intra Industri antara Indonesia dengan negara ASEAN lainnya adalah
perbedaan rasio modal terhadap tenaga kerja kedua negara, perbedaan rasio investasi
langsung luar negeri terhadap investasi dalam negeri kedua negara dan jarak antara
ibukota dua negara sedangkan variabel perbedaan pendapatan perkapita kedua negara
baru signifikan pada tingkat 20% dengan tanda negatif sesuai dengan yang diharapkan.
Agar produk manufaktur Indonesia lebih dikenal di pasar ASEAN, maka
produsen perlu melakukan promosi dan menghasilkan produk yang memiliki ciri khas
tersendiri.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp507 | DIG - FE | Skripsi | SP CHU f/04 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain