Computer File
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kayu bulat industri Indonesia periode 1970-2001
Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan tropis terbesar di Asia
Tenggara, akan tetapi dalam dekade terakhir ini hutan Indonesia mengalami kerusakan
yang sangat parah (sampai dengan 2 juta hektar per tahun.Faktor ekonomis menjadi
penyebab utama degradasi hutan Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kayu bulat industri di
Indonesia.Penawaran kayu bulat industri merupakon produksi kayu bulat yang berasal
dari pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH), Izin Pemanfaatan Kayu (IPK), Hutan
Tanaman Industri dan Perhutani. Variabel independen yang dipergunakan adalah harga
koyu bulat domestik, harga koyu bulat dipasar internasional, kebutuhan bahan baku koyu
bulat dari industri kayu lapis (polywood), kebutuhan bahan baku kayu bulat dari industri
kayu gergajian (sawmill), luas hutan produksi, jumlah tenaga kerja HPH dan dummy
kebijakan ekspor tariftinggi dan tarifrendah.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data time series pada periode tahun
1970-2001.Data diolah dengan menggunakan metode regresi, dengan melihat data-data
yang ada dan mengamati variabel-variabel yang mempengaruhi objek yang diteliti.Dari
hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa harga koyu bulat domestik, harga kayu
bulat internasional, jumlah tenaga kerja HPH secara bersama sama mempengaruhi
volume penawaran koyu bulat domestik dan secara statistik signifikan. Untuk variabel
kebutuhan kayu bulat industri kayu lapis dan kayu gergajian, mempunyai hubungan yang
negatif terhadap variabel dependen, tetapi tidak signifikan.Luas hutan juga memiliki
hubungan yang negatif terhadap variabel dependen,tetapi tidak signifikan.Sedangkan hasil
dari variabel dummy kebijakan, memperlihatkan bahwa penetapan kebijakan tarif ekspor
rendah, tarif ekspor tinggi dan pelarangan ekspor kayu bulat pada periode 1970-2001,
tidak membawa pengaruh yang besar terhadap perubahan penawaran kayu bulat,
sehingga dapat disimpulkan kebijakan pelarangan ekspor kurang efektif dalam
mengurangi laju pengerusakan hutan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp544 | DIG - FE | Skripsi | E.PEMB NUG f/03 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain