Computer File
Analisis hubungan gaya komunikasi atasan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Redaksi Advance Magazine
Faktor sumber daya manusia merupakan masalah yang kompleks, hal ini muncul karena
adanya perbedaan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain sebagai seorang individu
yang unik. Perbedaan itu muncul dalam berbagai hal seperti sifat, pendidikan, motivasi, dan
perbedaan lainnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah gaya komunikasi atasan. Setiap manusia tidak lepas dari komunikasi, baik itu tertulis maupun tidak tertulis.
Komunikasi juga merupakan hal yang penting dalam suatu organisasi, karena komunikasi
diperlukan dalam proses perencanaan, koordinasi, pelatihan, kepemimpinan, penanganan konflik,
pengambilan keputusan dan proses-proses lainnya dalam organisasi. Setiap karyawan memliki
persepsi yang berbeda mengenai gaya komunikasi atas tersebut dan persepsi karyawan terhadap
gaya komunikasi tersebut mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
Penelitian dilakukan terhadap redaksi majalah Advance yang berlokasi di Bandung.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara gaya komunikasi atasan dan kepuasan kerja, sekaligus sebagai informasi tambahan bagi atasan untuk mengevaluasi keefektifan komunikasi dalam perusahaan juga mengetahui tingkat kepuasan kerja karyawan.
Data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu berupa hasil kuesioner yang
dibagikan kepada pemimpin redaksi dan anggota redaksi majalah Advance. Dari hasil kuesioner
diketahui bahwa gaya komunikasi atasan adalah sozializer yang memiliki kecenderungan gaya
komunikasi dengan cara terbuka dan langsung. Mereka cenderung berbicara dengan cepat dan
memiliki tingkat kepedulian yang lebih rendah, dibandingkan dengan mereka yang memiliki gaya
komunikasi lain. Orang dengan kecenderungan gaya komunikasi seperti ini cenderung
berkomunikasi menggunakan emosi dan cenderung mudah mengkomunikasikan perasaannya dan
merupakan pendengar yang baik. Dari hasil kuesioner juga diketahui bahwa hampir seluruh
responden (87,5%) memiliki persepsi tinggi terhadap gaya komunikasi atasan. Dari hasil
kuesioner juga diketahui bahwa sebagian besar respoden (75%) merasa puas karena mereka
merasa bisa menggunakan kemampuan mereka untuk mengerjakan pekerjaan mereka. Sedangkan
sebagian karyawan merasa ragu-ragu (25%) karena terkadang mereka merasa kemampuan yang
mereka miliki tidak bisa digunakan secara maksimal dalam pekerjaan mereka.
Dari hasil analisis lebih lanjut diketahui bahwa 59,2% dari semua faktor yang
mempengaruhi kepuasan karyawan dipengaruhi oleh gaya komunikasi atasmmya. Sedangkan
sisanya 40,8 % sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar gaya komunikasi atasan. Atasan
juga dapat menentukan pembagian tugas yang lebih bervariasi kepada karyawannya sehingga
mereka tidak merasa menganggur atau mengalami kelebihan beban kerja pada saat-saat tertentu.
Untuk ini diperlukan sistem koordinasi yang lebih terorganisir dalam keJja tim. Salah satu saran yang bisa diperhatikan adalah komunikasi antar atasan dan bawahan yang lebih bersikap
profesional, terutama dalam pengambilan keputusan. Pemimpin redaksi dapat mensosialisaikan pengambilan keputusan yang dilakukan olehnya kepada karyawannya, jika perln. Salah satu yang
mnngkin juga bisa diperhatikan dalam komunikasi antar atasan dan bawahan dalam tim kerja ini
adalab salah satu bentuk penghargaan yang diberikan dari atasan kepada bawahan. Penghargaan dalam hal ini bukanlah sesuatu yang berbentuk finansial. Tetapi lebih merupakan sebuah penghargaan secara lisan. Pemimpin redaksi bisa memberikan dorongan moral dalam bentuk pujian jika bawahannya menyelesaikan pekeJjaannya dengan baik. Mungkin kelihatannya sepele tetapi hal ini sangat berarti bagi karyawan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp801 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ SUC a/06 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain