Computer File
Analisis pengendalian kualitas pada produk Rubber Sheet Solid guna mengurangi tingkat kecacatan produk di PT. Agronesia, Bandung
Dengan berlakunya pasar bebas ASEAN 2003, semakin maraknya persamgan dalam dunia industri di Indonesia. Untuk dapat unggul dalam persaingan, perusahaan harus memiliki strategi jika ingin bertahan atau unggul dari para pesaingnya.
Salah satunya dengan berproduksi secara efektif dan efisien. Efisien dapat dicapai, salah
satunya dengan menghilangkan pemborosan akibat produk yang cacat, melalui
meningkatkan kualitas produk tersebut. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk
memantau kecacatan produk dalam proses produksinya, dan diusahakan ditekan
seminimal mungkin.
Untuk memantau kecacatan produk, diperlukan adanya pengendalian kualitas yang berfungsi membandingkan produk yang dihasilkan dengan standar kualitas yang telah ditetapkan sehingga dapat memenuhi kepuasan konsumen. Analisis
Pengendalian Kualitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk mengidentiftkasi
masalah-masalah kecacatan produk yang terjadi di perusahaan, dan dapat membantu
mengatasinya. Dengan demikian dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah aktual dengan mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis sehingga dapat memberikan gambaran
yang jelas atas objek yang diteliti. Penulis juga melakukan observasi secara langsung ke
perusahaan dan melakukan studi pustaka. '
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, rata-rata kecacatan
yang terjadi di perusahaan sebesar 1,063% dari total produksi. Terdapat 5 jenis kecacatan,
dan yang terbanyak terjadi yaitu jenis bengkok, sebesar 63,3 meter atau 90,97%.
Kecacatan banyak terjadi pada proses di mesin hidrolik. Selain itu, ditinjau dari ketiga
shift kerja yang terdapat pada perusahan ini, shift ketiga paling banyak menghasilkan
produk cacat, yaitu sebesar 46,82%. Hasil analisis dengan menggunakan Fish Bone
Chart, diperoleh bahwa sebagian besar faktor yang menyebabkan 'terjadinya kecacatan
yaitu karena faktor manusia dan lingkungan. Faktor manusia dari pegawai biasanya
dikarenakan kelelahan, dan rasa kantuk sehingga membuat pegawai menjadi tidak teliti
dan tidak konsentrasi khususnya pada shift malam. Bagi pegawai lama, mereka terkadang
malas untuk melihat SOP (Standard Operating Procedures), sehingga ada beberapa
tahap-tahap kerja yang terlewatkan. Dan pengawasan untuk operator pada malam hari
juga dirasa kurang, sehingga tidak seluruhnya terawasi. Faktor lingkungan yang paling
dominan disebabkan karena kurangnya penerangan pada malam hari. Analisis biaya
kecacatan (Failure Cost) sebesar 1,02% dibagi menjadi 2 yaitu biaya rework dan biaya
scrap. Untuk biaya rework sebesar Rp 133.250,00 atau sebesar O,O61% dan biaya scrap
sebesar Rp 2.100.000,00 atau 0,96%. Saran yang diusulkan yaitu pertama perusahaan
sebaiknya memberikan bagi pegawai shift malam dengan memberikan kopi atau teh
(minuman penghilang kantuk), agar dapat berkonsentrasi. Kedua, pemberian penghargaan
bagi pegawai terbaik. Ketiga, memberikan pelatihan secara berkala untuk melatih
ketrampilan dan menambah pengetahuan bagi pegawai. Keempat, memberikan
penerangan tambahan. Kelima, saat pergantian jam kerja, pegawai sebelumnya
membersihkan tempat kerjanya masing-masing. Keenam, khusus untuk mesin hidrolik,
perawatan dilakukan dengan berkala dengan periode yang lebih pendek. Perusahaan
sebaiknya menerapkan zero defect agar meningkatkan efektivitas dan efisiensi juga
meningkatkan benefit bagi perusahaan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp812 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ ISW a/05 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain