Computer File
Penentuan jumlah teller yang optimal di bagian tahapan dengan menggunakan perangkat lunak promodel 4.1 : studi kasus pada BCA Capem Djuanda
Dengan semakin maraknya persaingan yang dihadapi dunia Perbankan setelah
terjadinya krisis moneter, memacu bank-bank yang ada untuk meningkatkan kemampuan
daya saingnya agar tetap bisa bertalian dalam menjalankan usahanya. Berbagai upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan daya saing bank antara lain dengan mempertajam keunggulan
produk-produk yang ada, menciptakan produk-produk yang menarik bagi para nasabah dan
calon nasabah, pendayagunaan teknologi komputer, dan peningkatan mutu pelayanan secara
terus menerus kepada para nasabah, mulai dari segmen retail sampai segmen korporasi.
Peranan Teller sebagai bagian dari pelayanan bank kepada nasabahnya sangat
penting. Karena Teller merupakan duta bank yaug berhubungan langsung dengan nasabah;
dimana mereka melayani dan memenuhi harapan nasabah bank. Atau sebaliknya Teller
dapat mengecewekan nasabah dan merugikan kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu, maka
pihak bank liarus dapat menentukan jumlah teller yang optimal agar nasabah tidak perlu
menunggu cukup lama untuk mendapatkan pelayanan.
Penentuan jumlah loket teller yang optimal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
jumlah loket teller yang berlebih akan menimbulkan inefisiensi bagi pihak bank dan akan
menurunkan produktivitas teller tersebut. Di lain pihak, apabila jumlah loket teller yang
disediakan terlalu sedikit maka dapat menimbulkan antrian yang panjang sehingga akan
mengurangi tingkat kepuasan dari nasabahnya.
Dalam penelitian ini, penulis memilih Bank Central Asia Cabang Djuanda untuk
mengetahui berapa jumlah Teller optimal yang dibutuhkan di bagian Tahapan. Penelitian
dilakukan pada bulan Oktober 2000. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
penelitian lapangan secara langsung dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. Untuk penelitian lapangan, hal-hal yang dilakukan adalah
wawancara, dan observasi. Penelitian diawali dengan mencatat data waktu kedatangan
nasabah dan data waktu pelayanan nasabah. kemudian data-data tersebut diolah
menggunakan program Stat;.Fit untuk mengetahui berapa rata-rata waktu kedatangan dan
waktu pelayanan nasabah, sehingga dapat digunakan pada program Promodel 4.2.
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan penulis, diperoleh kesimpulan bahwa
saat ini jumlah teller yang ada di bagian Tahapan BCA Capem Djuanda adalah 3 orang.
Jumlah ini dirasakan belum mencukupi karena pada saat tingkat kedatangan nasabah tinggi
maka rata-rata waktu nasabah menunggu di dalam antrian cukup lama yaitu : Skenario 1 :
42.83 menit; Skenario 2 : 33.36 menit; dari Skenario 3 : 11.63 menit. Sedangkan pada saat
tingkat kedatangan nasabah rendah (Skenario 4) maka rata-rata waktu menunggu nasabah di
dalam antrian hanya 42.17 detik. Hal ini menunjukkan performansi pelayanan saat ini
secara keseluruhan belum memuaskan.
Dari hasil percobaan, ternyata dengan menambah 1 orang Teller maka rata-rata
waktu nasabah menunggu di dalam antrian menurun cukup besar, yaitu Skenario 1 berkurang +- 42 menit; Skenario 2 berkurang +- 31 menit; Skenario 3 berkurang +- 11 menit; dan pada
Skenario 4 berkurang +- 37 detik. Selain itu juga, bertambahnya rata-rata jumlah nasabah
yang dilayani, yaitu Skenario 1 bertambah 106 orang; Skenario 2 bertambah 64 orang;
Skenario 3 bertambah 32 orang; dan Skenario 4 berkurang 1 orang. Oleh sebab itu, maka
penulis mengambil kesimpulan bahwa jumlah teller optimal bagian Tahapan yang
dibutuhkan oleh BCA Capem Djuanda adalah 4 orang. Karena bila dilihat dari utilisasi
masing-masing Teller , maka apabila terjadi peningkatan jumlah nasabah yang masuk ke
dalam antrian pihak bank masih dapat melayaninya karena persentase dari kapasitas masing-masing
teller belum mencapai kapasitas maksimalnya.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2766 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ MEI p/01 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain