Computer File
Potensi penjualan eceran elpiji terhadap laba perusahaan : studi kasus pada PT.X
PT.X adalah sebuah perusahaan yang menjual bahan bakar gas atau
Liquefied Petroleum Gas (LPG) ,dengan nama dagang elpiji. Elpiji ini dikemas
dalam tabung, dengan ukuran tabung elpiji isi 12 kg dan 50 kg. Elpiji tabung ini
dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk kompor gas di rumah-rumah atau di
restoran-restoran, dan dapat juga digunakan untuk menjalankan mesin-mesin yang
berbahan bakar elpiji di pabrik-pabrik.
PT.X adalah sebuah anak perusahaan dari perusahaan induk yang
berlokasi di Bandung. Manajemen PT.X tidak dipegang oleh perusahaan induknya
yang kemudian mengalami kerugian dan berhenti beroperasi akhir tahun 1999.Pada
tahun 2000, PT.X diambil alih oleh perusahaan induknya dan mulai beroperasi
kembali setelah beberapa bulan berhenti melakukan operasi sehari-harinya .
PT.X harus memulai penjualannya dari semula dan harus mengambil
pelanggan kembali. Selain itu juga harus melakukan perekrutan tenaga kerja dan
penanaman modal untuk investasi ,diantaranya untuk penambahan kendaraan dan
pembelian tabung elpiji. Dengan penanaman modal yang ada, PT.X tentu berharap
untuk mendapatkan laba.
Untuk itu, penulis meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
laba dan hubungannya satu sama lain. Faktor-faktor tersebut adalah volume
penjualan harga jual,dan biaya. Dimana biaya-biaya yang dikeluarkan
mempengaruhi harga jual, tingkat harga jual mempengaruhi volume penjualan ,dan
volume penjualan mempengaruhi biaya-biaya yang harus dikeluarkan, yang pada
akhirnya mempengaruhi tingkat laba.
Faktor-faktor di atas diteliti dengan menggunakan analisa breakeven
dan analisa cost-volume profit. Dengan analisa breakeven maka akan didapat suatu
hasil besarnya penjualan yang harus dilakukan agar perusahaan tidak rugi, yaitu
dengan mencapai titik breakeven, di mana perusahaan dalam keadaan tidak untung
dan tidak rugi ,atau laba sama dengan nol. Untuk perusahaan yang dalam keadaan
awal bangkit kembali , sangat penting untuk mencapai titik breakeven dahulu , baru
kemudian apabila sudah'melewati titik breakeven ,perusahaan mendapat laba.
Kemudian diteliti pula dengan analisa cost-volume profit , dengan
membuat suatu alternatif-alternatif , di mana di setiap alternatifnya terdapat
perubahan pada variabel utama breakeven. Sehingga didapat hasil yang berbeda
beda dari setiap alternatif. Dan kemudian dapat dipilih alternatif yang paling sesuai
dengan tujuan perusahaan.
Untuk melakukan penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data
yang relevan dengan masalah yang diteliti , baik dengan pengamatan langsung ke
objek yang diteliti dan juga dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti . Sehingga dapat membandingkan antara fakta yang terjadi
dan teori. Setelah data terkumpul, penulis menyajikan data-data tersebut pada
penelitian ini dalam bentuk tabel, grafik, dan bagan agar mudah dimengerti.
Kemudian penulis mengolah dan menganalisis data tersebut sehingga dapat
diperoleh kesimpulan dari hasil penelitian ini.
Kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut, tingkat harga jual
yang dipakai PT.X rata-rata lebih rendah dari harga pasar , margin kontribusi untuk
elpiji tabung isi 50 kg lebih besar dari isi 12 kg, titik breakeven rata-rata dari 5 bulan
terakhir sebesar Rp. 326.126.382,82. Sedangkan dari hasil analisa cost-volume
profit , didapat laba yang paling besar apabila PT.X merubah komposisi
penjualannya dengan lebih banyak menjual elpiji tabung isi 50 kg , untuk titik
breakeven yang paling rendah apabila harga jual dinaikkan, dan operating leverage
terbesar apabila biaya tetap naik. Disarankan PT.X menaikkan harga jualnya atau
memperbanyak penjualan elpiji tabung isi 50 kg.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2804 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ LIL p/01 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain