Computer File
Statistical quality control sebagai alat bantu untuk mengukur penyimpangan dari spesifikasi dan performa PT.Deltabona Cokrojoyo guna mengurangi tingkat kegagalan produk
Menjelang pasar bebas ASEAN 2003 (AFTA) , setiap negara mau
tidak mau harus mempersiapkan dirinya menghadapi persaingan global. Dengan
adanya pasar bebas, setiap konsumen akan semakin mudah memperoleh produkproduk
industri dari berbagai negara. Karena alasan ini maka perusahaan
menghadapi persaingan yang ketat , dan untuk mempertahankan keberadaannya,
perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk-produk berkualitas baik jika ingin
konsumen puas dan tidak beralih pada produk lain. Usaha pengendalian sebaiknya
difokuskan pada tindakan pencegahan bukan pendeteksian saja. Dengan demikian
diharapkan biaya pengerjaan ulang karena kegagalan proses produksi tidak terjadi.
Sebagai pedoman pengendalian kualitas, perusahan harus
menetapkan standar kualitas tertentu. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
alat bantu Statistical Qualily Control. Data yang digunakan dalam penelitian adalah
data harian bulan Maret 2002 - bulan Mei 2002. Karena data yang digunakan
adalah data yang hanya memiliki dua nilai yang berkaitan dengan produk diterima
atau produk ditolak, penulis menggunakan peta p. Dengan alat bantu peta p 3
sigma ditemukan bahwa kegagalan yang terjadi masih berada dalam batas kontrol.
Karena perusaahaan ingin menurunkan tingkat kegagalan lebih kecil lagi, penulis
memperkecil batas kontrol dengan membuat peta p 2 sigma. Berdasarkan
pengendaiian yang berada di luar batas kontrol, penulis mencari jenis kegagalan
dan mengurutkan jumlah jenis kegagalan produk terbesar sampai yang terkecil
dengan diagram pareto. Jenis kegagalan yang sering terjadi adalah permukaan tipis
sebelah, rebek, wama produk tidak sesuai, ukuran tidak sesuai, noda pada produk
dan lelehan biji plastik. Penulis juga mencari penyebab kegagalan dan faktor
penyebab kegagalan. Selanjutnya penulis memberikan usulan pengendalian kualitas
yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk mengurangi
tingkat kegagalan.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa
perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan pengendalian kualitas pada setiap
proses. Pihak perusahaan hanya mengetahui jumlah kegagalan tanpa mengetahui
jumlah masing-masing kegagalan, padahal informasi tentang jenis kegagalan
berguna untuk evaluasi agar kesalahan yang serupa tidak terulang. Pengendalian
kualitas yang harus diprioritas adalah pada jenis kegagalan permukaan tipis
sebelah, mengingat persentasenya sebesar 22.66%. Pengendalian kualitas
merupakan tanggung jawab semua pihak yang terlibat karena itu kegagalan yang
telah terjadi diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi tanpa mempermasalahkan
kegagalan itu tanggung jawab siapa.
Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi masukan bagi
perusahaan agar kualitas produk yang dihasllkan semakin baik sehingga konsumen
pun menjadi puas.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2835 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ VIN s/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain