Computer File
Pendekatan capital budgeting dalam pembuatan keputusan pemilihan alternatif kontrak pengaktifan area Sumur Gas Lampake
Kegiatan explorasi minyak dan gas bumi di Indonesia dilakukan oleh
Pertamina dengan bantuan penanaman modal asing yaitu perusahaan-perusahaan
explorasi minyak bumi multinasional. Oleh sebab itu peran
perusahaan-perusahaan asing tersebut sangat penting dalam pembentukan
pendapatan negara. Keikutsertaan PMA dalam eksplorasi dan produksi
minyak dan gas bumi berakar dari kebutuhan negara akan dana yang besar
untuk melakukan suatu explorasi dan produksi, serta besarnya resiko suatu
explorasi tidak menghasilkan.
Perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam penulisan skripsi ini
adalah salah satu perusahaan PMA, yang berdasarkan perjanjian yang
disebut Production Sharing Contract, berkewajiban membiayai investasi dan
menjalankan operasi pengangkatan dan produksi minyak dan gas bumi
negara. Pertamina sebagai pihak pertama dalam perjanjian tersebut, atas
nama negara memegang kendali atas manajemen dan kepemilikan asset
yang digunakan untuk eksplorasi dan eksploitasi serta membagi hasil yang
diperoleh dengan perusahaan menurut suatu perhitungan.
Pada awal tahun 2001, perusahaan merencanakan suatu kegiatan
pembiayaan dan pelaksanaan operasi pengangkatan gas bumi dari area
sumur gas Lampake. Perusahaan mengidentifikasi dua alternatif kombinasi
kontrak untuk melaksanakan rencana tersebut. Alternatif pertama,
perusahaan tetap menggunakan Production Sharing Contract sebagaimana
seharusnya. Sedangkan Alternatif kedua, perusahaan mempertimbangkan
untuk membuat suatu kontrak dengan pihak ketiga yang selanjutnya disebut
Build, Operate and Transfer Contract (BOT) untuk menjalankan proyek
tersebut. Kontrak ini merupakan kontrak tambahan atas Production Sharing
Contract yang sudah ada. Artinya hubungan perusahaan dan Pertamina
tetap diatur dengan Production Sharing Contract, di lain pihak hubungan
perusahaan dan kontraktor (pihak ketiga) diatur dalam BOT.
Kedua alternatif sangat berkaitan dengan pengeluaran dana yang
jumlahnya sangat besar dalam memenuhi kewajiban sebagaimana dalam
kontrak dengan Pertamina dan pengembalian dana berupa bagian produksi
gas bumi pada tahun-tahun produksi berjalan. Berdasarkan karakteristik
tersebut, maka pendekatan Capital Budgeting merupakan pendekatan yang
tepat untuk mengevaluasi dan memilih alternatif kontrak berdasarkan aliran
kas keluar dan aliran kas masuk yang terjadi dalam penggunaan masing-masing
alternatif kontrak.
Dengan menggunakan teknik-teknik perhitungan Capital Budgeting,
maka penulis memperoleh hasil perhitungan dari alternatif pertama
(pengaktifan area sumur gas Lampake dengan Production Sharing Contract)
dan alternatif ke dua (pengaktifan Area Sumur Gas Lampake dengan
Production Sharing Contract dan BOT Contract) dalam tabel berikut ini .
Berdasarkan pembahasan dan hasil perhitungan yang tersaji pada tabel
di atas, penulis menyimpulkan bahwa secara keseluruhan, berdasarkan
keempat ukuran yaitu NPV, IRR,, Profitability Index, dan Payback Period,
alternatif kedua lebih baik dari pada alternatif pertama, karena NPV, IRR dan
Profitability Index-nya lebih besar daripada alternatif pertama, selain itu
Payback Period alternatif kedua lebih singkat dari pada alternatif pertama.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2935 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ PAR p/00 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain