Computer File
Pemilihan alternatif perencanaan produksi agregat yang optimal untuk diterapkan pada proses linking di PT. Tristar Nirmala untuk Tahun 2002
Krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia sejak pertengahan tahun
1997 telah memberikan dampak yang cukup besar bagi bidang perindustrian. Hal ini
menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar industri sejenis sehingga
perusahaan-perusahaan dituntut untuk melaksanakan kegiatan usahanya dengan
efisien dan efektif, khususnya dalam bidang produksi, guna untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
Salah satu cara meningkatkan efisiensi perusahaan adalah dengan
membuat perencanaan produksi yang baik. Perencanaan produksi ini mengatur
faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan, agar dapat dimanfaatkan secara
optimal. Dengan adanya perencanaan yang baik, diharapkan proses produksi
berjalan dengan lancar, dan permintaan akan produk perusahaan dapat terpenuhi
sesuai dengan keinginan konsumen pada saat yang tepat dengan menggunakan
biaya relevan yang optimal.
Melihat hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian pada bagian linking di PT Tristar Nirmala, dimana perusahaan tersebut
bergerak di bidang garmen. Selain itu dilakukan juga penelitian dengan
mengobservasi langsung terhadap proses produksi dan mewawancarai pihak-pihak
yang berhubungan dengan pembahasan masalah pada skripsi ini.
Langkah awal yang dilakukan dalam menyusun perencanaan
produksi adalah dengan melakukan peramalan untuk memperkirakan permintaan
pada masa yang akan datang berdasarkan data penjualan Januari 1999 - Desember
2001. Metode yang digunakan untuk peramalan adalah metode
dekomposis. Hal ini dikarenakan adanya pola data pada masa lampau yang bersifat
musiman dan metode ini memiliki tingkat kesalahan yang paling kecil dibandingkan
dengan metode lainnya.
Setelah hasil peramalan permintaan untuk tahun depan diketahui,
langkah selanjutnya adalah membuat alternatif perencanaan produksi agregat. Ada
12 alternatif perencanaan produksi agregat, dimana alternatif-alternatif tersebut
terdiri dari dua bagian dan dibuat berdasarkan atas kapasitas yang tersedia di
perusahaan yang diperoleh dari hasil observasi yaitu 38 mesin linking. Penggunaan
subkontrak pada perusahaan ini sedapat mungkin dihindari, sebab sangat sulit
untuk mendapatkan subkontraktor yang dapat menghasilkan produk yang
berkualitas dan tepat waktu, selain itu juga dengan adanya subkontrak
kemungkinan suatu produk untuk ditiru menjadi lebih besar.
Alternatif perencanaan produksi agregat bagian pertama adalah
tingkat produksi berubah-ubah dengan menggunakan tenaga kerja operator mulai
dari 33 orang sampai dengan 38 orang, tenaga kerja supervisi dua orang dan
menggunakan semua tenaga kerja operator untuk lembur juga subkontrak apabila
diperlukan. Sedangkan alternatif perencanaan produksi agregat bagian kedua
adalah tingkat produksi berubah-ubah dengan tenaga kerja operator mulai dari 33
orang sampai dengan 38 orang, tenaga kerja supervisi dua orang dan
menggunakan tenaga kerja operator minimum untuk lembur juga subkontrak apabila
diperlukan.
Berdasarkan perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, penulis
mengambil kesimpulan bahwa untuk periode Januari 2002 - Desember 2002
sebaiknya perusahaan menerapkan alternatif tingkat produksi berubah-ubah
dengan tenaga kerja operator 38 orang, tenaga kerja supervisi dua orang dan
menggunakan tenaga kerja operator minimum untuk lembur juga subkontrak apabila
diperlukan. Hal ini disebabkan karena alternatif ini memiliki total biaya relevan yang
lebih kecil dibandingkan dengan alternatif lainnya.
Apabila pada masa yang akan datang terjadi perubahan pada biaya-biaya
relevan, perusahaan sebaiknya meninjau kembali apakah alternatif ini masih
tetap dapat menghasilkan total biaya relevan yang paling rendah.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2947 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ MAR p/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain