Computer File
Analisis penyebab kegagalan sarang Burung Walet di Perusahaan X dengan menggunakan diagram sebab akibat dan usulan perbaikannya
Sarang walet banyak diminati konsumen baik dalam maupun luar negeri. Kualitas sarang
walet sangat menentukan harga sarang di pasaran. Sarang yang baik adalah sarang yang
putih bersih, bebas dari kotoran burung dan kutu busuk, juga sarang yang berbentuk segi
tiga seperti mangkok kecil. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas sarang walet, tetapi
pada dasarnya faktor itu terbagi menjadi dua, yaitu faktor yang tidak dapat dipengaruhi oleh
manusia dan faktor yang dapat dipengaruhi oleh manusia. Berdasarkan pada kenyataan
bahwa sarang walet yang baik berharga tinggi dan kemungkinan ditingkatkannya kualitas
sarang melalui campur tangan manusia, maka penulis tertarik untuk meneliti satu rumah
burung. Yang akan diteliti adalah faktor yang dapat dipengaruhi oleh manusia.
Penulis menggunakan siklus Deming, yaitu PDCA. Terdiri dari perencanaan
(plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan (check), dan tindakan (action). Tahap perencanaan
terdiri dari penentuan standar kualitas sarang walet yang akan dicapai dan cara untuk
memperoleh sarang berdasarkan standar kualitas. Tahap pelaksanaan adalah dilaksanakannya
kegiatan pengendalian kualitas untuk mencapai standar sarang walet. Pengendalian yang
dilakukan setiap empat bulan sekali terhadap ancaman hama pengganggu, suhu dan
kelembaban serta terhadap kebersihan ruangan. Begitu juga pengendalian terhadap cara
panen dan penyimpan sarang. Tahap selanjutnya adalah tahap pemeriksaan. Tahap ini
membandingkan sarang hasil panen dengan standar sarang yang ditetapkan pada tahap awal.
Sarang yang di bawah standar kualitas disebut sebagai sarang gagal. Kegagalan itu adalah
sarang kotor, sarang berbentuk tidak sempurna, sarang kehitaman, sarang mudah patah,
sarang patah, sarang bulu meluruh, dan sarang sudut. Pengurutan jenis kegagalan
berdasarkan jumlah sarang terbanyak dimaksudkan agar tindakan perbaikan difokuskan pada
kegagalan sarang terbanyak. Hal ini bukan berarti tidak dilakukan tindakan perbaikan untuk
jenis kegagalan yang kecil. Kemudian dengan menggunakan diagram sebab akibat, penulis
dapat mengetahui sebab dari setiap kegagalan sarang. Pada tahap akhir yaitu tahap tindakan,
diusulkan perbaikan untuk mengatasi kegagalan sarang di masa yang akan datang.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode
penelitian atas suatu objek dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara sistematis dan
faktual yang pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan pembuatan rekomendasi. Teknik
dalam mengumpulkan data adalah pengamatan langsung ke lapangan, wawancara dengan
pihak terkait, dan menggunakan buku yang diperlukan (studi kepustakaan).
Dengan diketahuinya sebab-sebab dari setiap jenis kegagalan sarang yang
terjadi, maka dapat diambil tindakan tepat untuk mengatasi kegagalan yang sama di masa
depan. Usulan penulis untuk mengatasi kegagalan sarang di Perusahaan X adalah sebagai
berikut : memiliki tenaga kerja khusus untuk tugas rumah walet, pengendalian terhadap
hama pengganggu, suhu dan kelembaban, kebersihan ruangan, yang dilakukan secara rutin
setiap dua minggu sekali, penggantian air dalam tempayan setiap dua bulan sekali, lubang
angin sebaiknya ditutup dengan kain tipis, panen yang dilaksanakan secara bertahap yaitu
panen dilaksanakan dalam tiga hari kerja, disediakan makanan tambahan bagi walet di
sekitar gedung, pangabutan, pengeringan bak air di lantai atas, dan penyimpanan sarang yang
tepat. Dengan melaksanakan pengendalian kualitas sarang yang tepat, maka jumlah
kegagalan sarang walet akan menurun.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp2984 | DIG - FE | Skripsi | MANAJ DAR a/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain