Computer File
Peranan analisis profit abilitas pelanggan berdasarkan activity based costing system dalam meningkatkan laba perusahaan : studi kasus di PT.X, Bandung
Pada masa sekarang ini salah satu bidang usaha yang berkembang
cukup pesat adalah industri tekstil. Indonesia merupakan suatu negara penghasil
tekstil yang cukup besar di dunia. Hal ini didukung dengan perkembangan teknologi
yang maju khususnya mesin-mesin yang digunakan dalam perkembangan tekstil di
Indonesia. Agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya suatu perusahaan
harus dapat menentukan langkah yang tepat dalam pengambilan keputusan. Salah
satunya adalah hal yang berkaitan dengan pelanggan.
Pada skripsi ini, penulis memilih PT. X yang bergerak dalam industri
pemintalan sebagai objek penelitian. PT. X yang berlokasi di Bandung dan didirikan
sejak tahun 1978 oleh Bapak Gunawan. Pada tahun 1988 mengadakan perluasan
pabrik dan menambah kapasitas produksi menjadi 30.240 mata pintal dengan
menempati lahan seluas 18000 m2
Penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis adalah pada produk
yang dihasilkan oleh perusahaan yaitu benang. Pembahasan dimulai dengan
mengelompokkan biaya operasional berdasarkan tingkat biaya pelanggan dan
mengidentifikasi aktivitas-aktivitasnya, kemudian mengalokasikan kepada pelanggan
berdasarkan konsumsi masing-masing pelanggan atas aktivitas.
Dari pengelompokkan biaya yang dilakukan, biaya operasional PT. X
dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok biaya berdasarkan tingkat biaya pelanggan
yaitu customer batch-level costs, customer sustaining costs & corporate sustaining
costs. Dari 3 kelompok biaya tersebut yang dibebankan kepada pelanggan hanya dua
kelompok biaya saja yaitu customer batch level costs & customer sustaining costs.
Dari kedua kelompok ini biaya tersebut diidentifIkasi 4 aktivitas (penerimaan
pesanan, penanganan pesanan, pengiriman barang, dan penagihan). Pengalokasian
yang dilakukan kepada 7 pelanggan (PT. A, PT. B, PT. C, PT. D, PT. E, PT. F, PT. G)
menghasilkan informasi mengenai biaya per pelanggan yang bermanfaat untuk
mengetahui pelanggan mana yang berbiaya tinggi dan pelanggan mana yang berbiaya
rendah, sehingga perusahaan dapat menentukan tindakan apa yang harus dilakukan
untuk masing-masing pelanggan dengan karakteristik yang berbeda-beda tersebut.
Perbedaan karakteristik pelanggan inilah yang menyebabkan timbulnya
perbedaan antar pelanggan. Untuk pelanggan yang berbiaya rendah perusahaan dapat
memberikan diskon, sedangkan untuk pelanggan yang berbiaya tinggi, perusahaan
dapat menetapkan harga jual yang lebih tinggi atau melakukan negosiasi.
Penyusunan profit profitabilitas pelanggan menghasilkan urutan
berdasarkan laba operasi tingkat pelanggan yaitu PT. A, PT. C, PT. F, PT. D, PT. B,
PT. G, PT. E. Analisis profitabilitas pelanggan menunjukkan bahwa pelanggan PT. E
merugikan perusahaan, dan jika penjualan kepada pelanggan ini dihentikan maka laba
perusahaan dapat meningkat, namun sebelum diambil keputusan untuk menghentikan
penjualan kepada pelanggan ini, perusahaan terlebih dahulu harus mengendalikan
biaya, mengefisensikan penggunaan sumber daya, dan melakukan usaha-usaha untuk
meningkatkan penjualan dari pelanggan tersebut.
Berdasarkan pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan penulis
memberikan saran pada perusahaan untuk melakukan analisis profitabilitas
pelanggan, mengendalikan biaya operasional, mengefisiensikan penggunaan biaya
operasional, melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan penjualan dan
mempertimbangkan faktor-faktor diluar perusahaan seperti pangsa pasar dan nama
baik perusahaan sebelum memutuskan untuk menghentikan penjualan kepada
pelanggan yang merugi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp3482 | DIG - FE | Skripsi | AKUN FEN p/05 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain