Computer File
Peranan pembebanan biaya pemasaran dengan activity-based costing dalam membantu menghitung harga pokok produk secara akurat : studi kasus pada PT. 'X' - Bandung
Dalam era globalisasi, perkembangan dunia usaha meningkat tajam
sehingga menyebabkan persaingan yang dihadapi oleh perusahaan semakin meningkat. Hal
ini mendorong peningkatan kegiatan pemasaran perusahaan. Pada umumnya, peningkatan
kegiatan pemasaran ajaan disertai dengan peningkatan biaya pemasaran. Oleh karena itu,
setiap perusahaan selalu berusaha untuk memperlakukan biaya pemasaran ini dengan tepat,
antara lain dengan membebankan biaya pemasaran yang terjadi pada produk sehingga dapat
diperoleh harga pokok produk yang akurat.
Penulis melakukan penelitian mengenai peranan pembebanan biaya
pemasaran dengan Activity-Based Costing pada PT. 'X', salah satu perusahaan yang
bergerak dalam industri tekstil.
Masalah dan tujuan dari penelitian dalam skripsi ini adalah mengenai
apakah PT. 'X' telah melakukan pembebanan biaya pemasaran yang terjadi, apa metode
pembebanan yang digunakan oleh PT. 'X' dalam membebankan biaya pemasarannya, dan
bagaimana peranan pembebanan biaya pemasaran dengan Activity-Based Costing dalam
membantu menghitung harga pokok produk secara akurat pada PT. 'X'.
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode
analisis deskriptif, yaitu suatu metode yang berusaha menyajikan serta menganalisis data
sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti. Untuk
memperoleh data, penulis menggunakan penelitian lapangan secara langsung dan penelitian
kepustakaan sebagai data sekunder atau landasan teoritis dalam pembahasan masalah.
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa PT. 'X' belum pernah
melakukan pembebanan biaya pemasaran pada produk. PT. 'X' membebankan biaya
pemasarannya sebagai period cost sehingga harga pokok produk perusahaan selama ini
hanyalah mengandung biaya produksi. Sehubungan dengan hal itu, maka pembebanan biaya
pemasaran dalam skripsi merupakan pembebanan yang dilakukan oleh penulis menggunakan
Activity-Based Costing.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diketahui harga pokok produk
per bale vang ditetapkan oleh perusahaan pada bulan Juli - September berturut-turut adalah
Rp 18,494,994.73; Rp 19,845,403.50 dan Rp 21,634,845.07. Sedangkan harga pokok produk
setelah dilakukan pembebanan biaya pemasaran dengan Activity-Based Costing untuk bulan
Juli - septembei secara berurut adalah Rp 19,629,236.11; Rp 20,429,931.70 dan Rp
21,998,142.69. Dan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan sekitar 2
- 4 % antara harga pokok produk sebelum dan sesudah dilakukan pembebanan biaya
pemasaran.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis berpendapat bahwa untuk saat ini
perusahaan tidak perlu melakukan pembebanan biaya pemasaran pada setiap produknya
karena tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara harga pokok produk sebelum
dan setelah dilakukan pembebanan biaya pemasaran. Akan tetapi jika untuk periode-periode
berikutnya biaya pemasaran terus meningkat secara signifikan karena persaingan yang
semakin ketat, penulis menyarankan agar perusahaan membebankan biaya pemasaran pada
produk menggunakan Activity-Based Costing dalam membantu menghitung harga pokok
produk secara lebih tepat, sehingga perusahaan menetapkan harga jual dari setiap produknya
dengan lebih baik serta dapat memperoleh laba yang diinginkan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp3513 | DIG - FE | Skripsi | AKUN FEI p/04 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain