Computer File
Dampak penerapan revaluasi aktiva tetap terhadap pos-pos perkiraan di dalam laporan keuangan : studi kasus di PT. IB, Bandung
Akuntansi menggunakan asumsi bahwa unit moneter memberikan dasar yang
tepat untuk penilaian dan analisis akuntansi, karena unit moneter dianggap stabil. Tetapi unit
moneter ini mempunyai keterbatasan sebagai metode pengkomunikasian informasi karena pada
kenyataannya unit moneter tidak stabil dengan berjalannya waktu. Beberapa tahun ini, Indonesia
mengalami krisis perekonomian yang berkepanjangan, yang mengakibatkan menurunnya nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing. Dampak yang timbul adalah terjadinya inflasi yang
sangat mempengaruhi nilai uang dimana mengakibatkan harga barang-barang mengalami
peningkatan yang cukup pesat. Banyak perusahaan tidak mampu lagi untuk mempertahankan
profitnya karena tingkat biaya yang terus meningkat sementara daya beli masyarakat mengalami
penurunan.
Dampak kenaikan harga-harga ini juga memberikan dampak terhadap Laporan
Keuangan perusahaan, dimana terdapat perbedaan antara nilai aktiva yang tercatat oleh
perusahaan dengan nilai pasar dati aktiva tersebut. Perbedaan ini dapat mengakibatkan Laporan
Keuangan yang dilaporkan perusahaaan tidak menggambarkan nilai yang sebenarnya saat ini;
dimana ada ketidakserasian antara penghasilan yang dinilai dengan harga yang berlaku (current
cost) dengan biaya yang dinilai sesuai dengan harga perolehannya (historical cost). Dalam
keadaan seperti itu, pembebanan biaya penyusutan aktiva berdasarkan harga perolehan relatif
lebih kecil bila dibandingkan dengan pembebanan biaya penyusutan aktiva berdasarkan harga
pasarnya. Hal ini berpengaruh terhadap pengukuran penghasilan perusahaan yang lebih tinggi
dari yang sebenarnya diterima oleh perusahaan. Lebih jauh lagi, hal ini mungkin berakibat
terhadap kesalahan pengambilan keputusan oleh para pegguna informasi Laporan Keuangan.
Dalam keadaan harga-harga mengalami kenaikan yang cukup tinggi atau
terjadinya inflasi, pemerintah dapat memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk
melakukan peni1aian ulang terhadap aktiva tetap yang dimilikinya sehingga nilai aktiva tetap
yang disajikan dalam Laporan Keuangan akan mengalami perubahan. Semula nilai aktiva tetap
didasarkan atas nilai perolehan, tetapi dengan adanya kebijakan pemerintah maka nilai aktiva
tetap ini akan diubah sesuai dengan nilai aktiva tetap tersebut pada saat revaluasi (penilaian
kembali) dilakukan. Ketentuan dan tata cara revaluasi yang berlaku saat ini adalah KMK
No.384/KMK.04/1998. Pada intinya, revaluasi aktiva tetap dimaksudkan untuk memberikan
informasi dan mengukur penghasilan netto perusahaan yang sebenarnya. Dengan revaluasi ini,
perusahaan dapat menghasilkan Laporan Keuangan yang lebih handal, yang mencerminkan
keadaan perusahaan yang sebenarnya.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis terhadap dampak penerapan
revaluasi aktiva tetap terhadap pos-pos dalam Laporan Keuangan. Metode pengolahan data yang
digunakan adalah paired sample t test dengan taraf nyata (a) sebesar 5%. Hasi uji hipotesis
secara keseluruhan memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap nilai
pos-pos dalam Laporan Keuangan bila perusahaan melakukan kebijakan revaluasi aktiva tetap
dibandingkan dengan bila perusahaan tidak melakukan kebijakan revaluasi aktiva tetap.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp3666 | DIG - FE | Skripsi | AKUN YEN d/05 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain