Computer File
Pengaruh anggaran penjualan dalam merencanakan pembelian barang dagangan pada Toserba X
Retailer menjalankan bisnis retailing yang membantu kelancaran pendistribusian
barang antara produsen dan konsumen. Bisnis retail merupakan peluang yang baik bagi
negara Indonesia yang memiliki jumlah penduduk sangat banyak. Walaupun
perekonomian Indonesia tengah dilanda krisis, bisnis retailing tetap dibutuhkan demi
kemudahan konsumen memperoleh barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya
Salah satu fasilitas yang diharapkan dapat menarik minat konsumen untuk
berbelanja dari suatu toko adalah ragam produk yang lengkap. Keberadaaan barang
dagangan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi suatu toserba, karena dari penjualan barang dagangannya tersebut
perusahaan memperoleh pendapatannya, yang merupakan dana yang sangat dibutuhkan
perusahaan agar dapat terus berjalan dan berkembang.
Begitu besarnya peran suatu toserba sebagai pemasok kebutuhan barang sehari-hari,
maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di salah satu Toserba X yang
berkedudukkan di Jl. Buah Batu no.183 - 185, Bandung.
Setiap bagian dalam suatu perusahaan membutuhkan perencanaan, dan
perencanaan pada suatu bagian haruslah sejalan dan sesuai dengan perencanaan pada
bagian lain dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Salah
satu alat bantu yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mengkoordinasikan
perencanaan setiap bagian dalam perusahaan adalah anggaran. Anggaran sebagai alat
perencanaan perusahaan tertuang secara kuantitatif dan berfungsi pula dalam
mengkoordinasikan perencanaan setiap bagian di suatu perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas bagaimana
peranan anggaran penjualan dalam merencanakan dan mengendalikan pembelian barang
dagangan pada Toserba X - Buah Batu
Suatu perusahaan dagang membeli dan menjual sejumlah besar produk-produk
dalam jumlah, ukuran, berat, kegunaan dan harga yang berbeda-beda. Karena
keanekaragaman inilah perencanaan pada perusahaan dagang lebih difokuskan pada
satuan mata uang (rupiah) daripada dalam unit barang.
Selain penjualan dan persediaan, pengelolaan pembelian perlu dilakukan.
Pembelian yang tidak dilakukan pada saat yang tepat dengan kuantitas dan kualitas yang
layak akan menurunkan penjualan perusahaan karena barang yang diminta konsumen
tidak tersedia.
Untuk keperluan penelitian, penulis memperoleh data primer dengan
mengadakan observasi langsung ke perusahaan, wawancara, dan mempelajari dokumen
dan catatan yang ada di perusahaan. Dasar teoritis diperoleh dengan mempelajari catatan,
buku-buku, literatur-literatur yang berbubungan dengan penelitian.
Dalam merencanakan pembelian barang dagangannya, pertama-tama Toserba X
- Buah Batu memecah target penjualan yang ditentukan oleh kantor pusat ke divisi yang
ada. Kemudian masing-masing supervisor divisi yang bersangkutan memecah lagi ke
dalam departemen-departemen yang ada. Setelah anggaran penjualan disusun, maka
direncanakan berapa persediaan yang diinginkan serta ditentukan berapa kuantitas
pembelian, sedangkan untuk mengendalikan pembelian barang dagangannya dilakukan
evaluasi dan analisis terhadap penjualan yang terjadi. Jika terjadi perubahan kondisi dari
yang diasumsikan semula seperti timbulnya produk baru, perubahan politik dan
sebagainya, sehingga anggaran menjadi tidak berguna sebagai alat pengendalian, maka
Store Manager akan mengajukan usulan revisi target penjualan kepada kantor pusat
Seperti hahya anggaran penjualan, rencana pembelian yang dibuat oleh Toserba
X - Buah Batu hanya dalam nilai rupiah saja, tidak dituangkan dalam jumlah unit per
jenis produk. Karena tidak adanya pedoman berapa kuantitas barang yang harus dibeli
maka supervisor hanya memusatkan pembelian pada barang yang laku saja, akibatnya
keberadaan barang dagangan menjadi tidak lengkap, padahal untuk suatu toserba
konsumen menuntut adanya kelengkapan barang dagangan yang ditawarkan.
Supervisor sebagai pelaksana operasional kegiatan penjualan juga bertanggung
jawab atas pelaksanaan pembelian. Akibatnya supervisor sering tidak ada di tempat
waktu salesman akan melakukan order. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam
melakukan pembelian.
Setelah meneliti dan menganalisis berdasarkan data yang diperoleh dari
perusahaan, ada beberapa saran yang penulis ajukan untuk meningkatkan peranan
anggaran penjualan dalam merencanakan dan mengendalikan pembelian barang
dagangan. Penulis menyarankan agar :
Dalam penyusunan anggaran perlu adanya fleksibilitas karena pada perusahaan
dagang sulit untuk memperkirakan demand secara tepat
Anggaran untuk barang dagangan yang perputarannya lambat (slow moving) sebaiknya
dipisahkan dengan anggaran untuk barang dagangan yang perputarannya cepat (fast
moving), sehingga menjamin kelengkapan barang dagangan.
Pelaksana pembelian dan kegiatan operasional penjualan sebaiknya dipisah supaya
bisa lebih berkonsentrasi pada masing-masing bagiannya dan tanggung jawabnya
menjadi lebih jelas.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5314 | DIG - FE | Skripsi | AKUN WIR p/99 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain