Computer File
Peranan perhitungan harga pokok dengan metode job order costing dalam meningkatkan profitabilitas tiap pesanan : studi kasus pada PT. X, Bandung
Dalam kondisi persaingan yang ketat, kelangsungan hidup perusahaan
sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya
yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan dan menjual produk dengan laba yang
memadai. Untuk dapat memperoleh laba yang diinginkan, perusahaan harus
menetapkan harga jual yang tepat. Penetapan harga jual, salah satunya didasarkan
atas perhitungan harga pokok.
Penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan sebuah
perusahaan manufaktur pembuat kardus. PT. X berproduksi berdasarkan pesanan
pelanggan. Tiap pesanan mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda, baik dalam
jumlah yang dipesan maupun ukuran kardusnya.
Selama ini perusahaan melakukan perhitungan harga pokok per unit dengan
menjumlahkan biaya bahan baku, biaya bahan pembantu dan komponen biaya lain
yang dianggap tetap yang dibebankan pada tiap unit produk dengan menggunakan
standar dan estimasi yang tidak menggambarkan konsumsi biaya yang sebenarnya
dari unit produk tersebut. Perhitungan harga pokok ini tidak mencakup semua biaya
yang terjadi dan tidak digunakan untuk menentukan harga jual. Dalam menentukan
harga jualnya, perusahaan sangat memperhatikan harga jual pesaing sehingga
perhitungan harga pokok yang dilakukan hanya memberikan gambaran bagi
perusahaan berapa biaya yang harus ditutup.
Perhitungan harga pokok produk dengan metode job order costing dapat
diterapkan di perusahaan dengan terlebih dahulu mengelompokkan semua biaya-biaya
yang terjadi ke dalam kelompok biaya produksi dan biaya operasi. Biaya
produksi yang dibebankan meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya produksi tidak langsung yang dialokasikan dengan
menggunakan 4 dasar alokasi yang berbeda. Selain biaya produksi, dalam
melakukan perhitungan harga pokok yang digunakan untuk menetapkan harga jual
(full product cost), seluruh biaya operasi yang terjadi juga harus dibebankan pada
produk. Seluruh biaya operasi yang terjadi dibebankan secara merata pada tiap
unitnya.
Dari hasil perbandingan harga pokok yang dilakukan perusahaan selama ini
dengan perhitungan harga pokok yang diusulkan penulis, hampir seluruh pesanan
mengalami selisih undercosted. Hal ini berarti selama ini perusahaan mengira
mendapatkan keuntungan lebih besar dari yang sebenarnya. Karena kondisi
persaingan yang ketat, perusahaan tidak dapat menaikkan harga jualnya, sehingga
untuk dapat meningkatkan laba yang diperoleh dari tiap pesanannya, perusahaan
harus berusaha menekan biava-biaya yang terjadi, dengan menjalankan proses
produksi secara efisien dan meningkatkan produktivitas dari tiap mesinnya.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT. X, penulis
menyarankan agar untuk pesanan yang baru, perusahaan menggunakan
perhitungan harga pokok yang diusulkan sebagai dasar dalam menetapkan harga
jual. Dengan demikian seluruh biaya yang terjadi dalam perusahaan dapat ditutup
sehingga perusahaan dapat menetapkan harga jual yang tepat untuk tiap pesanan
dengan laba sesuai dengan yang diinginkan.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5352 | DIG - FE | Skripsi | AKUN FEL p/99 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain