Computer File
Pengaruh efektivitas pengendalian intern terhadap pengelolaan persediaan : suatu studi di Rumah Sakit Immanuel, Bandung
Upaya pemerintah untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang
kesehatan adalah dengan menyelenggarakan berbagai sarana pelayanan kesehatan,
diantaranya rumah sakit. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang integratif dan komprehensif, dituntut untuk mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat yang semakin kristis akan pelayanan kesehatan. Rumah sakit
perlu dikelola dengan manajemen yang benar dan tepat guna memenuhi semua
tuntutan tersebut.
Manajemen medis berkaitan erat dengan instalasi farmasi yang merupakan
pusat pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat-obatan dan alat-alat
kesehatan lainnya (selanjutnya disebut persediaan). Hampir seluruh kegiatan di
instalasi farmasi berkaitan dengan persediaan, sehingga pengelolaan persediaan harus
ditangani dengan benar dan tepat. Tanggung jawab ini menuntut adanya adaptasi
rencana pengendalian yang efektifatas kegiatan instalasi farmasi.
Seeara umum permasalahan yang sering muncul sehubungan dengan
pengelolaan persediaan, antara lain kurang tersedianya informasi yang berkualitas
tentang persediaan yang memadai untuk melakukan pengendalian, adanya unsur
human error (misalnya; kelalaian, kecurangan, dan lain-lain), tidak jelasnya
pembagian fungsi dan tanggung jawab, tidak diselenggarakannya pencatatan yang
memadai, dan lain-lain. Pengendalian yang tidak efektif membuat pengelolaan
persediaan mengalami hambatan. Alasan lain untuk lebih meningkatkan penekanan
pada pengendalian intern adalah kenyataan bahwa adanya keterbatasan biaya untuk
penggunaan jasa akuntan publik dalam membantu proses pengendalian. Kenyataan
ini menyadarkan manajemen bahwa pengendalian intern adalah pengamanan dasar
yang sesungguhnya bagi aktiva dan operasi rumah sakit.
Pengelolaan persediaan membutuhkan informasi yang berkualitas,
demikian pula halnya dengan pengendalian. Informasi yang tidak memenuhi kualitas
informasi yang dibutuhkan akan menyesatkan bagi pengambilan keputusan yang
akhirnya akan menghambat dalam pengendalian intern sehingga menjadi tidak
efektif.
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis aktivitas pengendalian
intern yang diselenggarakan Rumah Sakit Immanuel, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa, fasilitas yang dirancang sedemikian rupa untuk mendukung penyelenggaraan
pengendalian intern yang efektif ternyata tidak diimbangi dengan penerapannya.
Pengendalian intern Rumah Sakit Immanuel yang tidak efektif , selain disebabkan
karena gaya operasi manajemennya, juga disebabkan oleh tidak adanya akses untuk
melakukan pemantauan akibat buruknya penyelenggaraan pencatatan, terutama di
instalasi farmasi (gudang farmasi) , sehingga informasi yang diperoleh tidak
mencukupi untuk menilai aktivitas yang terjadi.
Tiga alternatif yang ditawarkan yaitu : membuat sistem baru yang bersifat
lebih menekan untuk lebih patuh pada prosedur yang ada; mempertahankan sistem
yang sudah ada, dan memperbaiki budaya kerja mengakar selama bertahun-tahun,
atau mengkombinasikan keduanya, di mana sistem yang baru didesain sesuai
lingkungan yang ada (memperketat pengendalian), bersama dengan itu pula pihak
manajemen menunjukkan komitmennya untuk bersama-sama mengambil tindakan
perbaikan diri dan budaya kerja seluruh karyawan Rumah Sakit Immanuel
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp5730 | DIG - FE | Skripsi | AKUN HER p/03 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain